April 19, 2012

Wish List: Win a Trip and Fly to West Halmahera

Festival Teluk Jailolo 2012...
Jujur, ini kali pertama saya mendengar dan tahu tentang adanya sebuah festival tahunan yang diadakan oleh masyarakat di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara.

(Sumber: https://si0.twimg.com/profile_images/1690766468/avatar-jailolo.jpg)
Saya masih sangat awam, masih banyak yang saya tidak ketahui tentang Indonesia.
Sejak awal, sejak saya masih kecil, traveling telah mempunyai daya tarik tersendiri buat saya.
Berasal dari sebuah desa kecil di pelosok provinsi Kalimantan Barat yang sebagian besar permukaannya adalah air memegang andil tersendiri di dalam kecintaan saya akan traveling.
Fisik yang lemah yang tidak pernah tahan akan sinar matahari yang menjadi kuat seketika ketika saya traveling menambah semangat traveling saya (saya sangat bangga dengan fisik saya ketika pada satu kali traveling saya mampu berjalan kaki selama 7 jam, padahal dalam kehidupan nyata, berlari setengah putaran lapangan saja muka saya sudah pucat pasi!).
Tinggal di daerah yang mempunyai sejuta kawasan wisata yang menarik membuat saya haus akan energi yang dihasilkan ketika saya mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. Dan peluang saya untuk melihat dunia diluar daerah saya semakin terbuka ketika saya dimutasi kerja ke Jakarta pada tahun 2010 silam.

Berawal dari mengunjungi kota-kota sekitar Jakarta, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk langsung memulai petualangan yang besar bagi saya. Akhirnya pada semester kedua tahun 2010 saya berpetualang ke Pulau Lombok, Mataram, sebuah provinsi yang terletak di Indonesia bagian Timur. Sebelumnya, tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa saya akan bisa menginjakkan kaki di daerah yang sangat jauh dari tempat tinggal saya sebelumnya di Kalimantan Barat.

Keberhasilan perjalanan backpacker ke Pulau Lombok menjadi candu bagi saya untuk terus berpetualang ke daerah Indonesia lainnya.
Sedari dulu saya sudah sangat mengagumi Indonesia. Keindahan alam Indonesia telah menghipnotis saya. Indonesia adalah negeri yang sangat indah dan kaya akan segala-galanya. Saya sangat ingin mempelajari budaya bangsa Indonesia dengan keanekaragamannya, and I wanna spread it! Saya ingin semua warga dunia tahu betapa unik dan beragamnya budaya Indonesia serta betapa indahnya alam Indonesia. Oleh karena itu, terbentuklah blog ini, yang asal mula menulisnya muncul beriringan dengan dirilisnya detikTravel oleh situs detikcom, sampai dengan akhirnya saya berani mengirimkan hasil tulisan pertama saya pada 01 April 2011 yang membahas tentang salah satu kawasan wisata di Singkawang, Kalimantan Barat.

Tentu tidak mudah bagi saya untuk selalu melakukan perjalanan menjelajah tiap sudut dari negara Indonesia. Karena jujur, biaya yang diperlukan untuk menjelajah negeri sendiri lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menjelejahi negeri orang.
Sebagai seorang pekerja yang tinggal jauh dari keluarga dan harus menghidupi kehidupan saya sendiri, saya diharuskan hebat dalam perencanaan keuangan, agar uang yang dihasilkan tidak serta merta habis, dapat disisihkan untuk hari tua dan juga dapat disisihkan untuk memenuhi hasrat saya untuk mengeksplor setiap sudut negara Indonesia.

Munculnya kuis yang diadakan oleh pihak penyelenggara Festival Teluk Jailolo yang telah berhasil diselenggarakan selama 3 tahun berturut-turut (dan akan segera memasuki tahun ke - 4!) membuka peluang bagi saya untuk sekali lagi mengeksplor sudut Indonesia lainnya yang belum pernah saya kunjungi.

Saya akan sangat senang jika diberi kesempatan untuk bisa mengeksplor Indonesia bagian timur lainnya jika terpilih menjadi pemenang, yang artinya saya juga bisa turut serta menyaksikan secara langsung satu lagi ragam budaya masyarakat Indonesia.

Informasi yang saya dapatkan dari internet bahwa Halmahera Barat memiliki luas wilayah laut yang lebih luas dari wilayah daratnya dan mempunyai 123 pulau-pulau kecil membuat saya semakin excited untuk mengunjungi wilayah ini. Informasi lain juga menyebut bahwa Halmahera Barat telah menjadi tempat tinggal bagi banyak suku yang berbeda. Semakin banyak suku yang mendiami suatu wilayah berarti semakin banyak pula ragam bahasa, adat-istiadat dan tradisi yang bisa saya lihat dan pelajari di satu wilayah.

Jika mempunyai kesempatan untuk berpetualang di Halmahera Barat, banyak sekali tempat yang ingin saya kunjungi. Mungkin waktu satu minggu saja tidak akan cukup untuk menjelajahi semua sudut Halmahera Barat yang memiliki 9 kecamatan itu. Adalah Lembah Sahu, salah satu tempat yang ingin saya kunjungi, daerah yang sejak dulu telah dikenal sangat memanjakan penghuninya, suku Sahu yang memiliki intensitas adat istiadat yang cukup tinggi, dengan kekayaan alam yang melimpah ruah. Kita juga bisa menikmati keindahan bulu burung bidadari, di Kawasan Hutan Sahu ini, yang merupakan habitat burung bidadari, salah satu burung khas Halmahera yang tidak ditemukan di daerah lain, yang sering disebut sebagai cendrawasih Halmahera.

Rumah adat suku Sahu, sasa’du, yang berdiri kokoh ditengah-tengah perkampungan masyarakat juga akan menarik saya untuk mengunjunginya. Ditambah lagi jika saya bisa bersosialisasi lebih lama dengan mereka yang dikenal sangat menjunjung tinggi kehidupan sosial, saling menghargai dan bekerjasama antar sesama.

Daerah lain yang juga ingin saya kunjungi adalah Kecamatan Loloda, salah satu kecamatan di Halmahera Barat yang terdiri dari gugusan kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau yang terkenal indah dengan perpaduan antara tanjung, teluk, lekukan pantai, dan tebingnya kokoh. Sungguh sebuah mahakarya alam yang sangat indah. Perjalanan ke kepulauan ini yang hanya bisa ditempuh dengan perjalanan laut juga akan sangat dinantikan, karena perjalanan laut ini akan dimeriahkan oleh atraksi lumba-lumba yang berlatarkan pemandangan tebing kokoh nan indah. Tidak hanya itu, mata juga akan termanjakan dengan melihat air terjun kahatola, sebuah air terjun yang bermuara di sebuah tebing dan langsung jatuh ke laut.

Halmahera Barat yang terkenal kaya akan terumbu karangnya yang indah juga akan menjadi surga bagi para diver maupun bagi mereka yang hanya ingin snorkeling. Daerahnya yang masih alami akan membuat saya rela bangun pagi demi mengejar sunrise yang pasti sangat indah dengan suasananya yang masih tenang dan asri dan sejuk, sambil ditemani oleh suara cicitan burung yang beterbangan keluar dari sarangnya.

(Sumber: https://twitter.com/#!/Jailolo2012Fest/status/192090373995245570/photo/1)
Halmahera yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan tentu menyimpan banyak sekali daerah pantai yang indah. Sebut saja Pantai Bobo yang merupakan pantai dengan air hangat yang terkenal dengan keindahan sunsetnya, Pantai Saria yang sunsetnya juga akan mengundang decak kagum para wisatawan, Pantai Disa di daerah Susupu yang juga indah, semuanya wajib untuk dikunjungi.

(Sumber: https://twitter.com/#!/Jailolo2012Fest/status/192095056516231169/photo/1)
Tak ketinggalan, tempat lain yang ingin saya kunjungi adalah benteng peninggalan sejarah yang dibangun oleh bangsa Portugis pada masa kependudukannya di Ternate, yakni Benteng Tolukko, benteng pertama yang dibangun oleh bangsa Portugis yang digunakan untuk mengintai musuh yang akan datang ke Ternate, dan Benteng Nostra De Rosaria, atau yang lebih dikenal dengan nama Benteng Castela, yang dibangun oleh Bangsa Portugis di Desa Kota Jadi. Selain itu, Kedaton Kesultanan Jailolo juga patut untuk dikunjungi, karena menyimpan berbagai peninggalan sejarah milik Kesultanan Jailolo.

(Sumber: http://anbti.org/content/menyusuri-pesona-jailolo-halmahera-barat)
Satu hal yang tidak akan lupa saya lakukan adalah mencicipi makanan lokal khas Halmahera Barat.
Halmahera Barat kaya akan hasil bumi, khususnya rempah dan hasil laut. Kekayaan hasil bumi akan ditunjukkan oleh masyarakat disana di dalam Festival Teluk Jailolo dalam Spice Parade, dimana ratusan petani rempah akan memamerkan rempah hasil bumi mereka sambil mengenakan pakaian adat mereka, sebagai wujud penghargaan mereka terhadap anugrah alam yang menjadi mata pencaharian mereka. Pada Festival Teluk Jailolo pula, hasil bumi dan hasil laut mereka akan dipadukan menjadi sebuah pesta kuliner di tepi laut. Tentu ini akan menjadi perpaduan yang sangat dinantikan.

Demikianlah sepenggal cerita tentang indahnya Indonesia, indahnya Maluku Utara, indahnya Halmahera Barat, dan indahnya mimpi saya di tanah Gilolo.

April 18, 2012

Where We Stay: Bali (Part 3)


Day 4, resiko travelling bersama partner adalah timbulnya konflik.
Dan pada petualangan kami di Pulau Bali, konflik pun tidak bisa kami hindari.

Seperti yang dapat di baca di itinerary petualangan kami di Pulau Bali, pada hari ke - 4, Pantai Lovina sebagai titik awal keberangkatan sebenarnya akan kami akhiri dengan menginap di daerah sekitar Ubud.

Well, seperti biasa, sebelum keberangkatan, kami telah mereservasi tempat untuk kami bermalam yang sebelumnya telah kami survey melalui dunia maya. Saya sangat ingin merasakan suasana pedesaan di Ubud. Jujur keinginan ini sedikit banyak dipengaruhi oleh film Eat Pray Love-nya Julia Roberts yang dalam syutingnya juga mengambil lokasi di Ubud, Bali :D

Tapi kenyataan berkata lain, kami kehilangan arah!
Kami tidak bisa menemukan nama jalan dari hotel yang telah kami reservasi sebagai tempat kami menginap malam itu dan keadaan semakin parah ketika kami menyadari kalau kami tidak memegang nomor kontak hotel yang bisa kami hubungi, karena reservasi hotel memang kami lakukan secara online melalui e-mail.

Sempat berhenti beberapa saat di tepi jalan untuk merundingkan masalah ini, akhirnya kami memutuskan untuk tidak bermalam di Ubud dan melanjutkan perjalanan kami dengan langsung kembali ke Kuta.
Kami memang bisa melihat kembali e-mail reservasi hotel kami, tapi atas dasar pertimbangan bahwa pada keesokan harinya (day 5) kami berencana mengunjungi Pura Luhur Uluwatu dan jarak menuju Pura tersebut akan menjadi lebih dekat jika kami memulai perjalanan kami dari Kuta, akhirnya kamipun membulatkan tekad kami untuk beranjak dari Ubud dan langsung menuju ke Kuta.

Persoalan yang kami hadapi tidak berhenti sampai disitu, kami masih belum mempunyai tempat untuk menginap untuk malam itu. Kami tahu bahwa daerah Kuta mempunyai banyak sekali penginapan dengan harga murah, tetapi kenyataan itu tidak begitu saja menghapus kekhawatiran kami akan tempat kami menginap, mengingat kami berada di Bali pada saat peak season, dimana hotel-hotel sudah pasti full diisi dengan banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali. Kami sempat menghubungi pihak Hotel Lusa, tempat kami menginap dua hari pertama di Bali, karena kami hanya mempunyai nomor kontak hotel tersebut, tetapi tidak ada kamar kosong. Dalam keadaan seperti itu, berhenti di pinggir jalan, sangat tidak leluasa bagi kami untuk mencari tempat bermalam melalui dunia maya.

At the end, dengan tekad yang bulat kami melawan ketakutan kami dan segera melanjutkan perjalanan kami, karena kawan, waktu tidak pernah menunggu kita.

Sesampainya di daerah Kuta..
Beberapa kali kami mengitari daerah Kuta dan sekitarnya, singgah dari satu hotel ke hotel lainnya, semua penginapan FULL!!
Sempat menemukan satu kamar kosong di suatu hotel, di Jalan Poppies, tetapi perasaan tidak enak telah menghinggapi kami sejak pertama menginjakkan kaki di meja resepsionis.
Ini adalah kali pertamanya kami mengalami hal dimana ketika kami akan menginap di suatu hotel dan hal pertama yang dilakukan oleh sang resepsionis adalah langsung membimbing kami menuju kamar kosong yang dimaksud.
Dan ternyata, perasaan tidak enak itu memang benar tidak enak sampai akhirnya kami memutuskan untuk tidak menginap disana (di dalam keadaan bingung akan tempat menginap saja kami berani menolak untuk bermalam disana!). Kamar sempit, gelap, bau, dan kotor, ditambah lagi sepertinya hotal mewah yang terletak tepat disamping hotel backpacker itu akan mengadakan party pada malam itu (saya tidak suka hingar bingar yg berlebihan!). Lengkaplah sudah kriteria ketidaknyamanan yang akan kami dapatkan jika kami menginap disana (saya sangat yakin mata saya tidak akan tertutup seberapapun lelahnya badan ini).

Hampur putus asa dan terbersit keinginan untuk kembali ke Ubud dan mencari hotel yang telah kami reservasi sebelumnya, akhirnya kami kembali mengitari daerah Kuta. Lastly, kami mendapatkan kamar kosong di Hotel Palm Gardens Taman Nyiur, walaupun kami harus membayar tarif yang lebih mahal, Rp300.000/malam.
Hotel Palm Gardens Taman Nyiur masih terletak di Jalan Poppies II, tetapi tanpa hingar bingar yang berlebihan di sekitarnya.

(Sumber: http://cityguide.kapanlagi.com/bali/penginapan/hotel/21794-palm-garden-taman-nyiur-foto.html)
Fasilitas:
  • Air Conditioner
  • Private bathroom
  • TV
  • Breakfast

Review:
  • Kamar yang saya tempati sangat bersih, sehingga memberikan rasa nyaman :)
  • Kamar mandi luas, bersih, tetapi ada pintu sejenis lemari di dinding di dalam kamar mandi, saya agak seram >.<
  • Saya request banana jaffle untuk menu breakfast saya, rasanya enak :)

Hotel Palm Gardens Taman Nyiur
Jalan Poppies II
Kuta - Bali
Ph. 752198, 764435

Where We Stay: Bali (Part 2)

Day 3, setelah puas berwisata air, petualangan di Pulau Bali akan kami lanjutkan hari ini.
Dengan titik awal daerah Kuta, kami akan mengakhiri petualangan hari ke - 3 kami dengan menginap di daerah sekitar Pantai Lovina.

Masih berbekal informasi yang kami dapatkan dari dunia maya, kami memutuskan untuk stay di Gede Homestay. Tarif kamar Rp200.000/night.

(Sumber: http://www.gede-homestay.com/)
Fasilitas:
  • Air Conditioner
  • Private Bathroom
  • Breakfast

Review:
  • Gede Homestay merupakan tempat menginap dengan harga murah yang memberikan kenyamanan dan kebersihan yang sangat terjaga.
  • Kamar di Gede Homestay adalah kamar ternyaman yang pernah saya tempati selama travelling, bukan semata karena tarifnya yang murah.
  • Kondisi kamar yang sangat bersih menambah kenyamanan menginap disini.
  • Nilai plus bagi pelayanan yang diberikan oleh Gede Homestay, sangat ramah.
  • Restoran, tempat breakfast yang langsung menghadap ke Pantai Lovina memberikan kesan damai tersendiri buat saya :)
(Sumber: http://www.gede-homestay.com/)

Bonus, ini daftar menu breakfast di Gede Homestay ;)


Dan ini bagaimana saya menikmati sarapan pagi di tepi pantai dari Gede Homestay :)




*for more information, visit http://www.gede-homestay.com/

April 17, 2012

Where We Stay: Bali (Part 1)

Sesuai itinerary, hari ke - 2 di Bali akan diisi dengan watersport, maka pada hari pertama dan kedua di Pulau Bali, kami memutuskan untuk menginap di daerah sekitar Pantai Kuta.

Selain hotel-hotel mewah, di kawasan Pantai Kuta juga mempunyai suatu tempat yang terkenal yang menawarkan kamar tempat tinggal dengan harga yang murah, yakni di sepanjang Jalan Poppies.
Jalan Poppies, selain menawarkan kamar dengan harga yang terjangkau, juga menawarkan kehidupan malam yang penuh dengan hingar bingar.
Saya sendiri tidak begitu suka dengan hingar bingar, maka untuk menghindari itu, saya dan partner memilih untuk stay di kawasan yang agak jauh dari keramaian, dan pilihan jatuh kepada Hotel Lusa.

Hotel Lusa masih terletak di Jalan Pantai Kuta, tepatnya di Gang. Benesari, dengan tarif Rp180.000/night.
Saya menginap selama 3 malam di Hotel Lusa, pada hari pertama, ke - 2, dan hari ke - 5.

(Sumber: http://www.hotellusakuta.com/)

Fasilitas:
  • Ceiling fan
  • Private bathroom
  • Swimming Pool
  • Breakfast
  • Free Wi-Fi
  • Stay lebih dari 2 malam akan mendapatkan fasilitas tambahan, yakni penjemputan di Airport

Review:
  • Kamar nyaman
  • Sarapan disajikan dengan pemandangan langsung ke kolam renang, sempat sarapan sambil melihat anak-anak turis mancanegara yang lucu yang sedang berenang, menambah nikmat sarapan :)
  • Tempat parkir luas 


*for more information visit http://www.hotellusakuta.com/

Itinerary: Menjelajah Pulau Bali

Setelah backpacker-an yang pertama ke Pulau Lombok, di benak saya dan partner saya memang sudah terbersit keinginan untuk memanfaatkan libur panjang memperingati Hari Idul Fitri 2011 dengan aktivitas backpacker-an lagi. Sampai beberapa lama, kami masih juga belum bisa memutuskan akan kemanakah backpacker-an kami selanjutnya, sampai pada suatu hari kami menghadiri event Indonesia Travel and Holiday Fair (ITHF) yang pada saat itu diselenggarakan di Cental Park Mall.

Salah satu travel agent yang ikut meramaikan acara ITHF menawarkan watersport package yang sangat menarik minat kami. watersport package yang ditawarkan adalah Parasailing, Donut Mable, Banana Boat, Flying Fish dan yang teranyar, Seawalker, jenis watersport yang pada saat itu masih termasuk kegiatan baru. Harga yang ditawarkan travel agent tersebut adalah Rp625.000/pax. Wow! Kami tergiur! Dan tanpa pikir panjang lagi kami segera membeli paket wisata air yang ditawarkan tersebut, karena jika tidak langsung dibeli, kami akan kehilangan kesempatan merasakan paket wisata air dengan harga yang demikian, hari itu adalah hari terakhir event diselenggarakan. Dan karena wisata air tersebut dilakukan sepenuhnya di daerah Nusa Dua, Bali, maka jadilah Bali sebagai our next backpacker destination :)
Note, promo paket wisata air yang kami beli berlaku sampai dengan akhir tahun 2011 dan dapat digunakan pada hari libur nasional sekalipun :)

Sama seperti Lombok, ini adalah kali pertama saya ke Bali, tetapi tidak untuk partner saya yang sudah pernah ke Bali sebelumnya.
Belajar dari perjalanan backpacking-an pertama saya ke Pulau Lombok, kali ini, sebelum mendapat kalender kerja tahunan dari kantor, saya sudah terlebih dahulu menjelajahi dunia maya untuk mendapatkan kalender tahun berikutnya, agar yang nantinya dapat saya sesuaikan dengan kalender kerja tahunan di kantor dan mempelajari hari-hari terjepit nasional yang bisa dimanfaatkan untuk travelling :D
Pemaduan kalender kerja tahunan kantor dan kalender tahun berikutnya dari hasil browsing internet sangat membantu didalam proses hunting tiket pada saat para budget airlines membuka promo penerbangan.

Dan akhirnya, tiket pesawat telah ditangan, kami akan menjelajah Pulau Bali selama 6 hari 5 malam.
Berbeda dengan petualangan kami di Lombok, petualangan kami di Bali akan lebih ekstrim (menurut saya), karena kami akan nomaden, tidak stay hanya di satu tempat, ini itinerary perjalanan kami:


Day 1

Flight dari Soekarno-Hatta International Airport menuju Denpasar, Ngurah Rai International Airport


Day 2

Hari ini harinya watersport! - Nusa Dua


Day 3

Kuta - Pura Tanah Lot - Kediri – Mengwi – Tabanan – Sangeh – bedugul (Lake Bratan – Lake Buyan) - Gitgit Waterfall - Lovina Beach


Day 4, sempat terjadi konflik

Itinerary:

Pantai Lovina (Dolphin trip) - Kintamani – Batur – Pura Tirtha Empul – Tegalalang – Ubud

Realisasi itinerary:

Pantai Lovina (Dolphin trip) - Kintamani – Batur – Pura Tirtha Empul – Tegalalang – Ubud – Gianyar (Goa Gajah) - Sukawati - Kuta


Day 5

Kuta - GWK - Pantai Jimbaran - Pura Luhur Uluwatu - Pantai Suluban - Pantai Padang-Padang - Pantai Dreamland - Kuta


Day 6

Keliling Kuta - Mengunjungi Monumen Kemanusiaan Bom Bali - belanja oleh-oleh 
Flight dari Denpasar, Ngurah Rai International Airport menuju Jakarta, Soekarno-Hatta International Airport

Stay Over: Lombok

Hey, ayo pelankan laju kendaraan Anda ketika sedang melakukan perjalanan, lihat ke kiri dan kanan kita, dan Anda akan terkejut melihat keindahan alam yang Tuhan ciptakan untuk kita :)


Foto di bawah ini saya ambil ditengah perjalanan saya dari Senggigi menuju Air Terjun Sendang Gile. Saya terpesona melihat keindahan tanaman, yang mungkin cuma rerumputan biasa, yang tumbuh dengan rapinya di tepi laut :)


Yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi yang pernah ke Lombok. Yes, ini merupakan foto yang saya ambil dari Bukit Malimbu, di tengah perjalanan saya dari Senggigi menuju Bangsal. Sinar matahari yang tertangkap oleh pocket camera saya menambah indahnya panorama yang disajikan oleh alam :)

Where We Stay: Lombok: Elen Hotel

Sudah bukan rahasia lagi jika kawasan Senggigi merupakan salah satu kawasan favorit tempat tinggal para turis mancanegara yang sedang melancong di Pulau Lombok. Fasilitas, sarana dan prasarana di Senggigi membuat para turis betah untuk stay di kawasan ini. Kenyataan ini membuat kawasan Senggigi akan terlihat wah karena disajikan dengan hotel dan cafe yang dibuat untuk menunjang dan memberikan kenyamanan kepada para turis tersebut, yang tentu saja diimbangi dengan harga yang harus dibayar oleh para wisatawan tersebut.

Bagi para turis mancanegara, masalah bayaran mungkin tidak menjadi masalah berarti bagi mereka, karena nilai tukar mata uang mereka memang besar di Indonesia. Bagi para turis lokal seperti kami, backpacker wannabe, tentu saja ini akan menjadi masalah, karena kami harus menekan budget serendah-rendahnya tanpa mengurangi rasa kenyamanan kami.

Nah, untuk jaman sekarang ini, kita tidak perlu lagi khawatir dengan masalah di atas, fasilitas internet dengan ketersediaan data dan informasinya dapat menjadi modal awal kita untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan harga yang tentunya terjangkau. Yakinlah, selalu akan ada tempat untuk backpacker seperti kita ;)

Setelah ber-surfing ria di dunia maya, jatuhlah pilihan kami pada Hotel Elen Senggigi, letaknya strategis, di jantung kota wisata Senggigi, walaupun untuk masuk melewati gang kecil agar bisa masuk ke dalam area hotel. Berikut penampakan Hotel Elen:

(Sumber: http://lombokhotel.co.id/hotel-elen-senggigi/)

Kami menginap selama 6 malam di Hotel Elen dengan tarif Rp200.000/night.
Fasilitas:
  • AC + ceiling fan
  • Private bathroom
  • Breakfast
Review:
  • Malam pertama dihabiskan untuk mengusir nyamuk-nyamuk yang sudah terlebih dahulu menghuni kamar hotel. Malam-malam berikutnya, nyamuk sudah mulai bersahabat :D
  • Kedinginan, tidak ada remote AC, air AC bocor
  • Saya dan partner saya kangen dengan homemade pancake yang menjadi menu breakfast :)

April 16, 2012

Itinerary: Petualangan ke Pulau Lombok

WOW!!
Itu kata yang terlintas di benak saya ketika pada akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi seorang backpacker.
Perjalanan kali ini bisa dikatakan sebagai perjalanan backpacking pertama terbesar dalam hidup saya, dan tujuan backpacking-an gede-gedean saya yang pertama ini adalah Pulau Lombok.

Sebagai seorang pekerja kantoran yang jatah cutinya terbatas, travelling saya harus disesuaikan dengan kalender kerja tahunan di kantor tempat saya bekerja.
Kalender kerja tahunan disini membantu saya untuk membeli tiket perjalanan dari jauh-jauh hari sehingga memungkinkan saya untuk mendapatkan harga tiket yang relatif lebih murah.

Petualangan pertama saya ini, saya dan partner, yang sama-sama baru pertama kali akan ke Pulau Lombok akan dimulai pada pagi hari sekali. Saya dan partner akan bertolak ke Lombok dengan menumpang pesawat dengan penerbangan pertama dari Merpati Airlines yang akan take off pukul 06.00 pagi, yang artinya kami harus berangkat ke Bandar Udara International Soekarno-Hatta pada sekitar pukul 04.00 dini hari. Tidak banyak yang kami persiapkan, kami hanya memastikan bahwa kami telah memiliki tiket pesawat pulang-pergi Jakarta - Mataram - Jakarta dan kamar tempat menginap kami selama di Pulau Lombok, serta beberapa tempat wisata terkenal yang kami catat dari hasil browsing di internet. Selain itu, kami serahkan kepada jiwa petualangan kami. So, here we go, ini itinerary kami selama 7 hari 6 malam di Pulau Lombok.


Day 1

Flight dari Soekarno-Hatta International Airport menuju Denpasar, mendarat untuk transit di Ngurah Rai International Airport untuk kemudian melanjutkan penerbangan menuju Mataram, mendarat di Selaparang International Airport.

Perbedaan waktu antara WIB dan WITA membuat hari pertama terasa begitu cepat.
Hari pertama kami habiskan dengan berinteraksi dengan warga sekitar, berbelanja keperluan kami secukupnya di toko terdekat dengan tempat kami menginap, karena kami hanya berbekal ransel yang berisi beberapa helai baju saja, dan tentu saja, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan backpacker lainnya, kami menyewa sebuah sepeda motor yang akan kami gunakan selama di Lombok. Mendapati pemilik jasa sewa kendaraan yang sangat friendly, kami kemudian dibekali dengan peta Lombok dan diberitahu tentang beberapa kawasan wisata terkenal di Lombok. Ah, betapa beruntungnya kami :)


Kembali ke hotel, kamipun menyusun rencana petualangan untuk 6 hari ke depan, so this is it :)

Selama 7 hari 6 malam, kami akan stay di daerah Senggigi, so, semua perjalanan kami akan bermula dari Senggigi.


Day 2

Pusuk Monkey Forest - Senaru Village - Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep


Day 3

Mayura Water Palace - Narmada Water Park - Taman Wisata Alam Suranadi - Pura Lingsar


Day 4

Bangsal - Gili Trawangan - Kota Mataram - Sweta


Day 5

Pantai Kuta - Ima Mulya


Day 6

Hari ke - 6 kami agak bingung untuk menentukan destinasi, karena sejak sebelum petualangan kami mulai, yang ada di dalam benak saya adalah tracking Gunung Rinjani. Tetapi semua tidak seperti yang saya bayangkan, keterbatasan waktu dan biaya membuat kami urung mengunjungi Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anaknya.
Alhasil, rasa penasaran kami akan Gili Matra kembali membawa kami untuk kembali ke Bangsal, mencoba mengunjungi gili lain yang tidak sempat kami kunjungi pada hari ke - 4.

Bangsal - Gili Air - Gili Trawangan


Day 7

Flight dari Mataram, Selaparang International Airport menuju Denpasar, Ngurah Rai International Airport.
Terjadi delay pada penerbangan dari Denpasar menuju Jakarta, waktu yang tersisa kami gunakan untuk berjalan-jalan di daerah sekitar Pantai Kuta, Bali.

April 09, 2012

Mengunjungi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana di Bali

Destinasi berikutnya dalam travelling saya di Bali adalah mengunjungi Garuda Wisnu Kencana atau biasa disingkat GWK, merupakan sebuah taman budaya di bagian selatan Pulau Bali. Taman Wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, sekitar 40 km di arah selatan Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali.


Area Taman Budaya GWK berada pada ketinggian 146m di atas permukaan tanah atau 263m di atas permukaan laut. Di taman budaya ini rencananya akan dibangun sebuah landmark atau maskot Bali berupa patung raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12m.


Letak patung yang berada di atas bukit memungkinkan kita untuk melihat keindahan Bali dari atas.


Tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza, dimana terdapat Patung Garuda setinggi 18m ditempatkan sementara.


Garuda Plaza pada saat ini menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000m2 luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Lotus adalah teratai. Diberi nama Lotus Pond karena Dewa Wisnu selalu membawa bunga teratai ditangannya dan hampir semua dewa dari dewa Hindu duduk di atas teratai atau membawa bunga teratai.
Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara berskala besar nasional maupun internasional.


Pada saat saya berkunjung kesana, kebetulan sedang diadakan pagelaran seni budaya Bali di Amphitheatre yang berkapasitas 800 tempat duduk dan memiliki tatanan akustik kelas satu.


Saya juga sempat mendapatkan nail painting gratis yang juga bisa Anda dapatkan jika berkunjung ke GWK, khususnya di Balairung Dewi Sri. Selain nail painting, masih ada hair braiding, temporary tattoo dan carricature. Ketika saya berkunjung kesini, kebetulan hanya bisa nail painting saja, dan lihat jemari saya yang sudah di nail painting ;)


Untuk masalah tiket, sistem ticketing di GWK sendiri sudah menggunakan sistem barcode. Tiket masuk ke GWK merupakan tiket masuk kawasan wisata termahal selama saya di Bali, Rp25.000/orang. Tetapi harga tiket masuk tersebut terbayar sudah setelah melihat ke dalam taman budaya ini, karena kita dapat menyaksikan kebudayaan bali secara utuh yang berbaur dengan keindahan alam dari bukit kapur yang telah dipotong-potong  menjadi blok-blok kapur berukuran besar serta melihat keindahan Bali dari ketinggian. So, jangan enggan untuk mengunjungi GWK :)