April 17, 2013

Where We Stay: Bali: Nakula Guest House

Day 5 - Nakula Guest House

Merasakan nikmatnya kasur yang empuk dan kamar yang nyaman setelah melewati perjalanan yang panjang? Why not? :p

Maka, dihari terakhir perjalanan kami, menginaplah kami di Nakula Guest House, sebuah guest house yang terletak di Jalan Kartika Plaza Gang Pandawa. Karena berada di kawasan strategis, tidak sulit mencari letak guest house ini. Setelah masuk kedalam gang, tidak jauh akan terlihat sebuah gerbang dengan arsitektur khas Bali. Letak guest house berada tepat disisi kanan setelah gerbang tersebut.


Bangunan guest house terlihat masih baru dan bersih terawat.



Nakula Guest House memiliki 12 kamar dengan 9 kamar dengan pendingin ruangan dan 3 kamar lainnya menggunakan kipas angin. Berniat menikmati malam terakhir di Bali dengan fasilitas yang bagus, akhirnya kamar dengan air-con yang kami pilih :)


Pada saat low season, tarif kamar adalah Rp300.000,-, dan naik Rp50.000,- pada setiap kenaikan season.

Fasilitas:

  • Air-Con
  • Meja rias
  • Lemari pakaian
  • Televisi
  • Private bathroom with bathtub
  • Hot and cold shower



Guest house ini menyediakan banyak pilihan menu untuk sarapan :)


Chicken Sausages Omelet + Fried Rice
Review:

  • Harga yang dibayarkan adalah worth it mengingat guest house ini terletak di kawasan yang cukup strategis, dekat dengan Pantai Kuta, Ngurah Rai International Airport dan Discovery Mall, shopping mall terbesar di Kuta.
  • Kamar di guest house ini sangat bersih dan nyaman.
  • Pelayanan yang baik dengan para staff yang ramah.
  • Banyak pilihan menu untuk sarapan.


Nakula Guest House
Jalan Kartika Plaza
Gang Pandawa No. 2
Kuta - Bali
Ph. +62361 753338
      +62852 37859032

April 05, 2013

Goa Gajah, Bali

"Enggak ah, ga usah masuk deh, langsung ke Kuta aja", ucap saya saat itu menjawab pertanyaan ketika kami melintasi kawasan Goa Gajah dua tahun silam. Kenapa saya berkata seperti itu? Karena saya terlanjur illfeel melihat pemandangan pertama ketika menginjakkan kaki ke dalam gerbang masuk kawasan ini: deretan pertokoan yang menawarkan bermacam-macam oleh-oleh khas Bali. Saat itu, saya memang belum berniat membeli oleh-oleh, mengingat kami melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Planning-nya, kami akan membeli oleh-oleh di sekitar Kuta sesaat sebelum kembali ke Jakarta, sehingga kami tidak perlu repot menenteng barang belanjaan kesana-kemari. Maka, berlalulah kami dari Goa Gajah, tanpa melewatkan kesempatan berfoto dengan papan bertuliskan Obyek Wisata Goa Gajah dibawah ini :)


Kembali ke Jakarta, sedang asyik browsing di internet dan .. Oh my God!! What have I done?! Saya telah melakukan sebuah kesalahan karena telah men-judge a book by its cover. Sejak saat itu, saya memutuskan bahwa Goa Gajah adalah salah satu tujuan saya pada my next Bali trip. Dan tibalah saat itu. :) 


Saya mengabaikan deretan pertokoan yang menyambut kedatangan setiap pengunjung Goa Gajah.


Setelah memarkir sepeda motor pada tempatnya, kami langsung menuju ke loket pembelian tiket masuk. Harga tiket masuk adalah Rp15.000,- untuk dewasa dan Rp7.500,- untuk anak-anak. Disamping loket tiket terdapat petugas yang akan memakaikan kain kepada pengunjung yang menggunakan bawahan pendek.


Goa Gajah merupakan sebuah situs bersejarah yang dibangun pada abad ke-9. Konon, situs ini pernah tertimbun tanah sebelum akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1923. Hal ini seperti masuk diakal, Goa Gajah terletak jauh dibawah dan untuk mencapainya, pengunjung harus menuruni anak tangga yang lumayan tinggi.

Foto Anak Tangga Dari Bawah

Dari atas tangga, saya terpukau menyaksikan keindahan Goa Gajah. Saya tidak menyangka bahwa saya pernah melewatkan keindahan ini hanya karena tampilan luar yang tidak menarik. Dari atas tangga, pengunjung sudah bisa menyaksikan betapa indahnya situs ini. Sebuah pohon besar nan tinggi tampak mencuri perhatian. Pohon tersebut konon telah berusia ratusan tahun.


Sesampainya dibawah, sebelum memasuki goa, perhatian saya tersita oleh bongkahan-bongkahan batu yang tersusun disamping goa. Batu-batu tersebut disebutkan sebagai pecahan dari bangunan-bangunan yang belum teridentifikasi.


Di depan kumpulan pecahan batu tersebut, terdapat sebuah kolam petirtaan. Kolam tersebut terbagi menjadi tiga bagian. Kolam bagian tengah kering sedangkan kolam pada sisi kanan dan kirinya terisi air. Kedua kolam yang berisi air itu masing-masing dihiasi oleh 3 patung yang memancurkan air dari guci yang dipegang oleh patung. Dikedua kolam itu pula terdapat ikan yang hidup di dalamnya. Menarik, ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup di dalam kolam yang ketinggian airnya lebih rendah dibandingkan dengan tinggi mereka, memaksa mereka untuk berenang dengan posisi miring.



Beranjak dari kolam petirtaan, kami menuju ke bagian inti dari tempat wisata ini, yaitu Goa Gajah itu sendiri. Dinding luar Goa Gajah berhiaskan pahatan Ganesha, salah satu dewa dalam agama Hindhu, banyak dipuja sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Ganesha digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk.


Memasuki Goa Gajah, ukuran goa tersebut ternyata tidak besar. Goa berbentuk seperti huruf T, terdapat Arca Trilingga pada ujung kiri goa dan Arca Ganesha pada ujung kanan goa.


Keluar dari dalam goa, alam sekitar yang indah menarik saya untuk berjalan mengikuti keindahannya, menapaki jalanan bertangga yang ada disana.


Dan sampailah saya pada keindahan berikutnya, yang dinamakan Tukad Pangkung, memang sudah tidak berbentuk dan terkesan berantakan yang konon disebabkan oleh gempa, tetapi tidak mengurangi keindahan pahatan pada reruntuhan dinding batu tersebut, membuktikan kepandaian peradaban sebelumnya.


Sungguh, jangan melewatkan keindahan Goa Gajah di Bali. Jika Anda sedang berada di daerah Ubud, sempatkanlah untuk mengunjungi situs ini. Situs ini tepatnya berada di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.