Februari 17, 2012

Melihat Kemeriahan Acara Kirab dalam Rangka Perayaan Ulang Tahun Klenteng Hok Tik Bio, Blora

Klenteng Hok Tik Bio terletak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Pemuda Nomor 38, Blora. Didirikan diatas lahan dengan luas sekitar 1.2ha, klenteng yang dibangun pada tahun 1877 ini merupakan salah satu Klenteng Tri Dharma. Dalam rangka merayakan ulang tahun Klenteng yang jatuh pada tanggal 17 Oktober 2010 lalu, diselenggarakanlah kirab keliling kota Blora yang diikuti oleh 41 Klenteng yang berasal dari berbagai daerah, seperti Rembang, Pati, Kudus, yang totalnya berjumlah sebanyak 52 patung Dewa Kiem Sien.


Para peserta kirab yang berasal dari luar kota ada yang bermalam di hotel, ada pula yang memanfaatkan gedung gelanggang olahraga sebagai tempat menginap dengan menggelar karpet.



Kirab ini sendiri di klaim sebagai acara kirab ritual terbesar yang dilakukan oleh Klenteng Hok Tik Bio. Rute kirab antara lain melintasi Jalan Pemuda, Jalan Alun-Alun, Jalan Kolonel Sunandar, dan Jalan Ahmad Yani. Kirab ini sendiri sekaligus dalam rangka mempromosikan serta melestarikan budaya dan tradisi masyarakat keturunan Tionghoa.



Dari sebanyak 52 patung dewa yang akan dikirab, 5 diantaranya adalah patung dewa yang ada di tempat ibadah Tri Dharma, yaitu Hok Tek Tjing Sin (Dewa Rezeki), Kwan Se Im Po Sat (Dewi Kasih Sayang), Kwan Kong (Dewa Kesetiaan), Kwee Sieng Ong (Dewa Perdagangan), dan Tjiauw Koen Kong (Dewa Dapur). Para peserta kirab bersama-sama memanggul tandu patung dewa, menari sambil diiringi musik yang dihasilkan dari berbagai alat musik China, seperti gendang China.


Acara kirab ini juga dimeriahkan oleh Barongsai, barongan Blora, dan reog Ponorogo. Kolaborasi budaya ini berhasil menarik perhatian dan menyedot pengunjung, baik dari dalam maupun luar kota.



Acara ini juga mendapatkan apresiasi dan dukungan dari pemerintah setempat, karena tidak hanya menghibur, tetapi juga meningkatkan rasa kebersamaan secara religius. Masyarakat juga sangat antusias untuk mengikuti acara kirab ini. Rencananya, kedepannya acara kirab ini akan rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh Klenteng Hok Tik Bio.

Februari 10, 2012

Bermain Bersama Ikan Dewa di Pemandian Air Dingin Cibulan, Kuningan Cirebon

Jalan-jalan ke Cirebon tidak lengkap rasanya jika tanpa mengunjungi objek wisata pemandian air dingin Cibulan. Objek wisata Cibulan terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Cirebon, Jawa Barat. Objek wisata ini baru merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan, diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat itu, yaitu R. A. A. Mohamand Achmad. Perkembangannya, pada tahun 1960, Cibulan secara permanen dibangun menjadi kolam renang yang dibuka untuk umum.


Objek wisata Cibulan terletak sekitar 7 km dari Kuningan atau kurang lebih 28 km ke arah selatan Cirebon. Pada saat berkunjung kesini, kebetulan kami bersama dengan teman yang kenal dengan petugas penjaga pintu masuk. Alhasil, rombongan kami dapat masuk kedalam objek wisata ini tanpa perlu membayar tiket masuk. Normalnya, harga tiket masuk ke dalam pemandingan air dingin Cibulan ini adalah Rp10.000,- untuk orang dewasa dan Rp6.500,- untuk anak-anak.


Kolam pemandian ini berdiri diatas lahan seluas 5 ha memiliki 2 kolam besar berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15m2 dengan kedalaman sekitar 2m, sedangkan kolam kedua berukuran 45x15m2 yang dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing dengan kedalaman 60 cm dan 120 cm. Kedua kolam tersebut dihuni oleh puluhan ikan kancra bodas (Labeobarbus Dournesis), atau yang lebih sering disebut sebagai ikan dewa oleh masyarakat setempat. Yang istimewa dari kolam pemandian ini adalah pengunjung dapat berenang bersama ikan-ikan tersebut, karena ikan-ikan tersebut jinak. Selain itu, jika Anda tidak berenang dan hanya ingin memegang ikan ini saja, Anda dapat menggunakan jasa pawang ikan disana.


Kedua kolam di pemandian Cibulan ini rutin dikuras airnya untuk dibersihkan setiap 1-2 minggu sekali, bergantung pada tingkat kebersihan airnya. Nah, yang unik adalah pada saat air kolam dikuras, ikan-ikan yang tadinya berada didalam kolam akan hilang entah kemana dan ketika kolam kembali diisi airnya, ikan-ikan tadi akan muncul kembali dengan jumlah yang sama seperti sebelum kolam dikuras airnya. Konon ketika air kolam dikuras, ikan-ikan berpindah ke Kolam Cigugur, Kecamatan Cigugur, yang juga merupakan objek wisata serupa di Cirebon.


Mitos yang berkembang di masyarakat adalah bahwa ikan-ikan dewa yang ada di dalam kolam di Pemandian Air Dingin Cibulan ini adalah prajurit-prajurit yang membangkang pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi sehingga akhirnya mereka dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu sampai dengan sekarang tidak pernah bertambah ataupun berkurang jumlahnya. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu, sampai dengan saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini, karena dipercaya bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut niscaya akan mendapat kemalangan.


Selain kolam dengan ikan dewanya, objek wisata Cibulan juga terkenal 7 sumber mata air keramat yang bernama Tujuh Sumur, terletak disudut barat permandian. Ketujuh mata air tersebut berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing memiliki nama Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Keselamatan, Sumur Cisadane, Sumur Cirencana, dan Sumur Kemudahan. Konon, terdapat kepiting emas di dalam salah satu kolam tersebut yang jika sedang mujur dapat dilihat dan bisa mengabulkan permohonan orang tersebut.


Letak ketujuh mata air tersebut mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan tempat Prabu Siliwangi beristirahat sekembalinya dari Perang Bubat. Petilasan itu berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang kebesaran Raja Agung Padjadjaran).


Tujuh Sumur dan Petilasan Prabu Siliwangi ini akan ramai dikunjungi orang untuk berziarah pada malam Jum'at Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Masyarakat percaya bahwa air dari Tujuh Sumur membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.

Pantai Kuta, Keindahan Alam yang Tersembunyi di Pulau Lombok

Sebagian besar dari masyarakat Indonesia bahkan mancanegara hanya mengetahui Pantai Kuta yang terletak di Pulau Bali. Setiap kali masyarakat mendengar kata "Pantai Kuta", kebanyakan dari mereka pikirannya akan langsung tertuju pada Pantai Kuta yang berada di Bali. Tidak banyak yang tahu bahwa Pulau Lombok juga mempunyai pantai dengan nama yang sama, yakni Pantai Kuta, yang menurut saya keindahan panoramanya melebihi keindahan Pantai Kuta di Bali.


Pantai Kuta Lombok masih sangat alami dan jumlah wisatawan tidak seramai Pantai Kuta Bali. Pantai ini memiliki pasir yang putih dengan air pantainya yang berwarna biru dengan gradasi warna hijau yang dihasilkan oleh habitat bawah lautnya yang masih terjaga kelestariannya. Putihnya pasir dan birunya air pantai ini juga dipadu dengan nuansa alam dengan barisan perbukitan yang indah serta bebatuan dengan ukirannya yang luar biasa menakjubkan menambah keindahan pantai ini. Satu hal yang disayangkan, keindahan pantai ini dihiasi oleh sampah-sampah laut yang tidak dibersihkan di atas pasir putihnya.


Pantai Kuta, Lombok terletak di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah. Untuk menuju pantai ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama jika kita menginap di daerah Senggigi. Jarak antara Mataram - Pantai Kuta sekitar 70km. Kondisi jarak yang jauh ini diperparah lagi dengan kenyataan bahwa belum ada sarana transportasi umum menuju pantai ini, sehingga para turis harus menyewa sendiri kendaraan bermotor jika ingin ke pantai ini. Letak yang lumayan jauh dari kawasan wisata lainnya dengan kondisi transportasi yang demikian dan kondisi pantai yang terlihat kotor membuat wisatawan enggan mengunjungi pantai ini, sehingga jumlah wisatawan di pantai ini relatif sedikit. Pada saat mengunjungi pantai ini, saya melihat bahwa mayoritas pengunjung pantai ini adalah wisatawan lokal.
Mengenai masalah akomodasi, Anda para pengunjung sudah tidak perlu khawatir lagi. Belakangan telah banyak dibangun tempat akomodasi di sekitar pantai, sehingga jika tidak mau menghabiskan waktu pulang pergi yang cukup lama, Anda dapat mengambil alternatif untuk menginap di hotel sekitar pantai.


Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, setiap tahun sekitar bulan Februari - Maret diadakan upacara Sasak di desa ini yang disebut dengan upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut. Cacing Nyale adalah sejenis cacing laut yang berjumlah milyaran yang muncul setahun sekali dan hanya ada di Pantai Kuta. Konon, cacing Nyale adalah penjelmaan dari rambut seorang putri nan cantik jelita yang bernama Putri Mandalika. Karena kecantikannya maka Sang Putri menjadi rebutan para Pangeran dan pemuda untuk dinikahi. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke laut setelah sebelumnya berjanji bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun.

Jika mengunjungi pantai ini, jangan heran jika Anda akan diikuti terus oleh anak-anak penjual souvenir. Mereka sangat agresif (bahkan seperti memaksa) seakan tidak pernah lelah menawarkan barang dagangan mereka ke para wisatawan yang mengunjungi pantai ini. Jika Anda telah membeli barang dagangan seorang anak, maka segerombolan anak kecil lainnya akan mengerumuni Anda berharap barang dagangan mereka juga dibeli oleh Anda.


Tips menikmati perjalanan jauh dari Mataran ke Pantai Kuta, Anda dapat memperlambat laju kendaraan Anda, karena Anda dapat menyaksikan kehidupan masyarakat desa dan rumah adat suku Sasak dengan arsitekturnya yang menarik :)Selama perjalanan, Anda juga dapat singgah untuk membeli oleh-oleh berupa kain songket, hasil tenun masyarakat suku Sasak :)

Februari 06, 2012

Liburan Musim Panas yang Sempurna di Gili Trawangan, Lombok

Pulau Lombok saat ini telah menjadi salah satu ikon utama pariwisata Indonesia. Keindahan Pulau Lombok tidak ada duanya di Indonesia. Selain Pulau Lombok sebagai pulau utama dengan eksotismenya, pulau ini mempunyai beberapa pulau kecil di sekitarnya juga dengan eksotismenya yang akan mengundang Anda untuk menikmati keindahan pulaunya.

(Sumber: http://wikitravel.org)
The Gilis dari kiri ke kanan: Trawangan, Meno, Air

Kawasan pantai barat Lombok menjadi kawasan yang tidak akan dilewati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Selain Pantai Senggigi yang terkenal, kawasan pantai barat Lombok masih mempunyai tiga pulau kecil yang berada dalam satu garis lurus, oleh masyarakat setempat disebut gili, terkenal dengan nama Gili Matra, yakni Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan. Gili Trawangan biasanya tidak pernah dilewatkan oleh para wisatawan. Gili ini merupakan gili dengan populasi penduduk paling tinggi dibandingkan dengan kedua gili yang lain, yakni dihuni sekitar 800 jiwa. Gili Trawangan memang merupakan gili terbesar diantara ketiga gili tersebut, memiliki panjang 3km dan lebar 2km. Bagian paling padat penduduk adalah bagian timur pulau ini. Gili Trawangan juga merupakan satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan.




Bayangkan segala hal yang akan Anda lakukan pada saat melakukan liburan musim panas: berjalan di atas pasir pantai yang putih, berenang di dalam air sebening kristal, melihat terumbu karang dengan ikan hias yang menggemaskan, BBQ di tepi pantai, pesta cocktail di tepi kolam, menari dalam pesta di bawah sinar bulan!


Yes! Gili Trawangan-lah jawabannya. Gili Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam dibandingkan dengan Gili Meno dan Gili Air. Nuansa "pesta" lebih terasa disini karena banyaknya pesta yang digelar setiap malam yang acaranya dirotasi oleh beberapa tempat keramaian. Kedai Tir na Nog mengklaim bahwa Gili Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang mempunyai bar Irlandia.


Untuk dapat mencapai The Gilis, Anda harus melakukan perjalanan menuju Bangsal. Sesampainya di Bangsal, Anda bisa membeli tiket dengan harga yang disesuaikan dengan tujuan gili mana yang akan dituju. Ketiga pulau kecil yang berada di tengah lautan itu memiliki perbedaan karakteristik yang unik. Masing-masing punya suasana alam dan ciri khas tersendiri. Bahkan, akhirnya perbedaan itu seakan memilah wisatawan sesuai dengan minat, sifat, dan kepribadiannya. Jarak tempuh menuju ketiga pulau ini paling lama menghabiskan waktu 30 menit, bergantung pada besarnya ombak.


Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau. Bagi para diver atau snorkeler, Anda dapat menikmati segala jenis keindahan laut, termasuk menikmati keindahan penyu hijau (Chelonia mydas). Anda dapat melihat penyu-penyu ini di kedalaman 10-20m dibawah laut.


Yang unik dari Gili ini adalah Anda tidak akan menemukan kendaraan bermotor di Gili Trawangan, begitu juga di dua gili lainnya, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Anda dapat menyewa kereta kuda cidomo untuk mengelilingi keseluruhan pulau. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.



Sayang, kita tidak bisa mengunjungi ketiga gili ini hanya dalam waktu 1 hari jika menggunakan transportasi umum, karena jadwal keberangkatan kapal yang tidak memungkinkan. Jika ingin mengunjungi semua gili dalam waktu 1 hari maka kita harus men-charter kapal yang tentunya memakan biaya yang lebih besar. Jika menggunakan transportasi umum maka paling banyak kita hanya bisa mengunjungi 2 gili saja.