Maret 04, 2016

Yogyakarta: Pantai Parangtritis, the Most Popular Tourist Beach

Pantai Parangtritis merupakan salah satu objek wisata pantai andalan Yogyakarta. Pantai ini bisa dibilang merupakan the most popular tourist beach di kota ini. Rasanya belum sah ke Yogyakarta jika belum menginjakkan kaki di Pantai Parangtritis ini.


Pantai Parangtritis terletak di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, berjarak sekitar 25 km sebelah selatan Kota Yogyakarta.


Terletak di tepi Samudera Hindia, pantai ini memiliki ombak yang besar, sehingga terdapat aturan dilarang berenang dipantai ini. Larangan berenang dipantai ini layaknya memberikan warna baru kepada kita untuk bisa menikmati pantai dengan cara yang lain. Misalnya saja dengan berkereta kuda menyusuri bibir pantai sambil menikmati deburan ombak dan  matahari terbenam disore hari.


Jika ingin lebih memacu adrenalin, tersedia penyewaan kendaraan ATV (All-Terrain Vehicle). Anda bisa mengendarai kendaraan ini untuk mengelilingi pantai. Hamparan pasir yang luas dan angin kencang yang dimiliki oleh pantai ini membuat pantai ini menjadi asyik dijadikan sebagai tempat untuk bermain layangan.


Waktu terbaik untuk mengunjungi pantai ini menurut saya adalah pada sore hari, menikmati pemandangan alamnya yang indah serta pesona matahari terbenam yang dimiliki oleh pantai ini. Di Pantai Parangtritis ini, sekedar berjalan kaki santai sambil menikmati indahnya alam sekitar yang berbaur dengan suara deburan ombak dan semilir angin yang bertiup juga sudah sangat mengasyikkan.


Mengenai penamaan, nama Parangtritis mempunyai kisahnya sendiri. Konon, pada jaman Kerajaan Majapahit, seorang bernama Dipokusumo melarikan diri dari kerajaan dan datang ke tempat ini untuk bersemedi. Ketika sedang bersemedi, ia melihat air menetes (tumaritis) dari celah-celah batu karang (parang). Dari situlah akhirnya Dipokusumo memberikan nama Parangtritis ini, yang artinya air yang menetes dari batu.

Pantai Parangtritis ini, menuruk keyakinan masyarakat Jawa, memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan gaib Ratu Pantai Selatan. Ratu Pantai Selatan yang biasa disebut Ratu Kidul atau Nyai Loro Kidul diyakini merupakan penguasa laut selatan dan Parangtritis disebut sebagai pintu gerbang dari kerajaan laut selatan. Masyarakat sekitar percaya apabila seseorang yang datang ke pantai ini dengan mengenakan pakaian berwarna hijau maka orang tersebut akan mendapatkan musibah. Jadi, sebaiknya hindari memakai pakaian berwarna hijau jika berkunjung ke pantai ini.

Pantai adalah my most favorite place to visit. Saya senang berjalan-jalan sore di pantai. Pantai Parangtritis yang merupakan pantai favorit banyak orang kini juga telah menjadi salah satu pantai favorit saya. Saya senang melihat kebersamaan para pengunjung menghabiskan sore dipantai ini dengan orang-orang terdekatnya.


Februari 11, 2016

Where We Stay: Central Java: Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention

Bertolak dari Jakarta, saya dan keluarga menuju Magelang dalam rangka menghadiri sebuah acara keluarga di kota ini. Kali ini, untuk urusan akomodasi diurus oleh kakak saya, dan mereka memilih Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention ini sebagai tempat untuk saya dan keluarga bermalam.


Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention merupakan salah satu hotel bintang 4 di Magelang, Jawa Tengah. Hotel ini terletak dipusat kota Magelang, tepatnya di golden triangle jalan utama kota ini. Sebelum masuk kedalam hotel ini, dari dalam mobil yang kami tumpangi sudah terlihat bahwa hotel ini connected dengan Artos Mall.

Sesampainya di hotel, sambil menunggu kakak saya melakukan proses check-in, kami menikmati welcome drink yang disediakan oleh pihak hotel. Setelah proses check-in selesai, kami menuju kamar kami yang terletak di lantai 7 gedung ini.

Di hotel ini, kami menempati kamar tipe superior. Dengan tempat tidur tipe queen, kamar ini juga dilengkapi dengan sofa. Ukuran kamar cukup luas, masih ada space untuk extra bed. Salah satu hal yang membuat saya menyukai hotel ini adalah mereka menyediakan bantal guling, yeay! :D 


Selain itu, kamar juga dilengkapi dengan lemari pakaian berukuran besar, lemari kecil dengan rak kaca, TV LCD, kulkas mini, meja dan kursi serta free Wi-Fi. Kamar mandi dilengkapi dengan standing shower tanpa bath tub.


Sebagai "pecinta" toiletries hotel, saya sangat menyukai hotel ini. Yup! Hotel ini menyediakan beragam toiletries, mulai dari sabun cair, shampoo dan body lotion yang semuanya dikemas exclusive didalam botol, sampai dengan toothbrush, toothpaste, vanity kit, shower cap, dan sabun padat yang semuanya juga dikemas secara exclusive untuk Aerowisata Hotels & Resorts.


Untuk urusan konsumsi, selain air mineral, didalam kamar juga telah disediakan teh dan kopi instan serta electric kettle untuk memasak air.


Area breakfast adalah di Pandan Coffee Shop yang terletak di lantai 1 gedung ini. Jangan terkecoh dengan nama "coffee shop"nya. Pandan Coffee Shop tidak seperti coffee shop lainnya. Ruangan Pandan Coffee Shop ini sangat luas dengan interior yang ditata sedemikian rupa sehingga sarapan menjadi menyenangkan. Variasi makanan juga sangat banyak, mulai dari makanan tradisional hingga makanan internasional. Breakfast disajikan secara buffet sehingga tamu dapat mencicipi beberapa macam makanan sekaligus.


Seperti yang saya sebutkan diatas, hotel ini terhubung langsung dengan Armada Town Square Mall atau yang lebih dikenal dengan nama Artos Mall. Hal ini menjadi salah satu nilai tambah hotel ini, memberikan beberapa fasilitas tambahan kepada tamu, karena selayaknya mall, di Artos Mall terdapat beberapa restoran dan juga supermarket, sehingga memudahkan tamu jika hendak makan atau membeli beberapa keperluan. Artos Mall sendiri walaupun tidak sebesar mall-mall yang ada di Jakarta, tetapi bisa menjadi alternatif hiburan jika memang kondisi tidak memungkinkan kita untuk berjalan diluar ruangan. Yang saya suka dari mall ini adalah bagian langit-langitnya yang dibuat seolah-olah tanpa atap, mirip dengan design Sands Shoppes di The Venetian Macau.



Masih banyak fasilitas lain yang disediakan oleh Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention ini, seperti swimming pool, gym, dan spa yang sayangnya tidak bisa kami nikmati karena jadwal kami. Voucher free welcome massage yang diberikan pada saat check-in juga menjadi tidak terpakai. Overall, dari segi kenyamanan, fasilitas dan pelayanannya, menurut saya hotel ini memang layak mendapatkan bintang 4-nya. Walaupun tidak sempat mencoba beberapa fasilitas yang disediakan, kamar yang nyaman untuk istirahat setelah seharian beraktivitas membuat kami merasa worth it untuk stay di hotel ini.

Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention
Jl. Mayjend Bambang Sugeng No. 1
Mertoyudan
Magelang 56172
Jawa Tengah
Indonesia
Ph. +62 293 321 8888 (Hunting)
www.grandartoshotel.com

Where We Stay: Central Java

* * * M a g e l a n g * * *

Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention




Januari 27, 2016

Culinary: Central Java: Tongseng

Belum, saya belum pernah ke Solo, tapi saya sudah jatuh cinta kepada Solo lewat kekayaan cita rasa makanannya. This one is my real favorite ever, tongseng ayam! I really love it!


Tongseng mirip dengan gulai, hanya saja tongseng memiliki bumbu yang lebih "tajam". Pada umumnya tongseng dibuat dengan daging kambing, tetapi ada pula yang menggunakan daging sapi dan favorit saya adalah yang menggunakan daging ayam.

Tongseng memiliki kuah yang kental. Dengan daging sebagai bahan utamanya, tongseng memiliki beberapa bahan tambahan lainnya juga, misalnya kol dan tomat. Untuk tomat, saya lebih menyukai tongseng yang menggunakan tomat hijau yang memiliki ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan tomat merah. Menurut saya, tomat hijau lebih "kriuk" jika dibandingkan dengan tomat merah. Untuk bumbu, yang paling terasa adalah rasa bawang putihnya. Taburan bawang merah goreng juga membuat tongseng menjadi lebih wangi. Untuk menambahkan rasa pedas, saya lebih prefer menambahkan cabe rawit potong dibandingkan menambahkan sambal jadi kedalam tongseng. Yummy!

Saya pertama kali mencicipi makanan ini di Jakarta, tepatnya di Warung Sate Solo Minto Redjo. Saya juga pernah mencicipi tongseng ayam di kawasan Puncak, saya menyebutnya tongseng Mang Cecep, karena pemilik warung bernama Mang Cecep. Bedanya, daging yang dipakai pada tongseng Mang Cecep dibakar terlebih dahulu, seperti daging sate, dan kuahnya lebih encer dibandingkan dengan tongseng di Warung Sate Solo Minto Redjo.

Kamu juga pengen mencoba mencicipi tongseng ayam favorit saya? Datang saja ke Warung Sate Solo Minto Redjo di Jalan PLN Raya Blok A1 Nomor 1, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Terletak di dekat Rumah Sakit Mediros, kami lebih sering menyebut tempat ini dengan nama Sate Mediros. Satu porsi tongseng ayam dipatok dengan harga Rp20.000. So worth it!

Disclaimer: review ini bukan review berbayar. I just love this tongseng ayam here and I just wanna share and also this is my own opinion. Setiap kali makan disini saya layaknya customer yang lain, sama-sama membayar makanan kami :)

Culinary: Central Java


Tongseng (ayam)

Januari 19, 2016

Kampoeng Cina di Kota Wisata, Cibubur

Sebenarnya saya sudah lama mendengar tentang adanya Kampoeng Cina di Perumahan Kota Wisata yang terletak di Cibubur. Saya bahkan pernah beberapa kali melintas didepan pintu masuk Kampoeng Cina ini. Akhirnya, pada liburan long weekend menyambut Hari Raya Natal 2015 lalu, saya kesampaian juga untuk masuk mengunjungi Kampoeng Cina ini.


Kampoeng Cina menjadi salah satu tempat yang akan saya kunjungi pada liburan long weekend ini. Liburan kali ini saya memutuskan untuk stay dirumah dan memilih untuk mengunjungi beberapa tempat wisata yang letaknya dekat dengan tempat tinggal, disekitar Jakarta, karena saya yakin daerah wisata lainnya di sekitar Jakarta seperti Puncak, Bogor dan Bandung pasti akan penuh sesak dengan lonjakan pengunjung dari Jakarta dan kemacetan parah pasti akan terjadi (saya masih sedikit trauma karena pada suatu liburan long weekend ke Kuningan, perjalanan dari Jakarta yang biasa hanya memakan waktu sekitar 5 jam kami tempuh dalam 17 jam, jalanan stuck tidak bergerak selama beberapa jam, kata teman saya, perjalanan dia mudik lebaran Idul Fitri ke Kuningan lebih cepat daripada saya yang kesana pada saat long weekend).

Banyak dari kita, termasuk saya, tidak menyadari atau bahkan tidak tahu bahwa sebenarnya ada banyak tempat wisata didekat kita, disekitar lingkungan tempat tinggal kita. Ketika merencanakan liburan, kita cenderung memilih untuk keluar kota atau keluar negeri. Hal ini pulalah yang mendorong saya untuk lebih meng-explore potensi wisata yang ada disekitar saya, salah satunya adalah dengan mengunjungi Kampoeng Cina ini.


Kampoeng Cina sebenarnya adalah bagian dari Kampoeng Wisata yang didirikan sebagai area komersil di Perumahan Kota Wisata. Pada awalnya, Kampoeng Wisata ini terdiri dari empat kampung didalamnya, yaitu Kampoeng Cina, Kampoeng Indonesia, Kampoeng Amerika dan Kampoeng Jepang. Seiring berjalannya waktu, karena kurangnya peminat, kini hanya tertinggal Kampoeng Cina saja.


Keinginan mengunjungi Kampoeng Cina ini semakin menggebu tatkala ketika sedang melintas di Jalan Alternatif Cibubur saya melihat sebuah spanduk tentang akan diadakannya bazaar di Kampoeng Cina yang akan diselenggarakan pada 25 Desember 2015 sampai dengan 3 Januari 2016. Maka, fix! Let's go to this Chinatown!

Sampai di Kampoeng Cina, bazaar yang diselenggarakan persis diseberang Gerbang Kemakmuran Kampoeng Cina ini ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Saya membayangkan akan banyaknya stan yang menjual street food dan pernak-pernik unik. Kenyataannya hanya ada beberapa stan yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari dan biasa saja. Keramaian didepan Gerbang Kemakmuran yang menjadi pintu masuk ke Kampoeng Cina lebih menarik minat saya. Ternyata, sedang ada atraksi barongsai!


Sesuai dengan tujuan pembangunannya sebagai area komersil, Kampoeng Cina adalah area pertokoan yang sesuai dengan namanya, didesain dan dicat seperti layaknya bangunan khas China. Barang-barang yang dijual disini mulai dari baju Shanghai, kipas, mainan barongsai-barongsaian, boneka, didominasi oleh warna merah, warna khas negeri tirai bambu.





Masuk menjelajah lebih dalam ke Kampoeng Amerika dan Kampoeng Jepang, pemandangan tampak kurang indah. Bangunan-bangunan disana sudah tidak terawat, cat yang sudah pudar dan terkelupas, onggokan sampah dimana-mana. Walaupun demikian, masih banyak pengunjung yang melintas di kampung ini, menuju ke area yang lebih dalam lagi dimana terdapat semacam (menurut saya) amphitheater. Sampai disana, ternyata sudah ramai pengunjung yang sedang duduk menyaksikan atraksi kuda lumping.




Disamping amphitheater, terdapat sebuah menara yang sayangnya hanya bisa menjadi latar foto saja karena sudah ditutup sehingga pengunjung tidak bisa menaiki menara tersebut. Disampingnya, terdapat sebuah danau yang indah menurut saya, tetapi sayang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Sebuah perahu naga tampak sudah tenggelam, bangunan dan patung dinosaurus diseberang danaupun sudah tidak terawat dan tampak ada bagian yang sudah tidak utuh lagi.




Bagian lain dari Kampoeng Wisata ini adalah Fantasy Island. Bangunannya sangat indah bagaikan bangunan didalam negeri dongeng. Tetapi sayang, (lagi-lagi) bagian ini juga sudah tidak dibuka untuk umum dan sudah tidak terawat. Pintu masuk dari Kampoeng Cina ke Fantasy Island ini juga sudah ditutup. Pengunjung yang hendak berfoto dengan latar bangunan ini harus keluar dari Kampoeng Cina dulu lalu menuju pintu masuk lainnya dari Fantasy Island. Disamping bangunan megah di Fantasy Island ini terdapat lahan kosong bertanah merah yang dimanfaatkan pengunjung sebagai tempat untuk berfoto-foto dengan latar bangunan di Fantasy Island dan danau tadi. Dari sini, terlihat ujung menara yang terletak disamping amphitheater dan beberapa patung dinosaurus lainnya.




Ketika membaca tulisan orang-orang yang pernah mengunjungi Kampoeng Cina ini, rata-rata mengatakan bahwa mereka kecewa dengan kondisi Kampoeng Cina saat ini. Lalu apakah Kampoeng Cina ini masih layak untuk dikunjungi? Menurut saya, ya, why not? Nyatanya, sampai saat ini Kampoeng Cina ini masih ramai pengunjung, baik yang hanya ingin berfoto saja atau untuk membeli pernak-pernik "berbau" China. Selain itu, Kampoeng Cina ini juga merupakan salah satu alternatif tempat wisata yang dekat dengan Jakarta dan murah. Tidak ada biaya karcis masuk ke dalam Kampoeng Cina ini, alias gratis. Dan jika kalian ingin selfie dengan latar bangunan di Fantasy Island yang layaknya seperti bangunan didalam negeri dongeng itu, saya anjurkan kalian untuk secepatnya berkunjung kesana, karena dari informasi yang saya dapat pada saat berbincang-bincang dengan satpam disana, Fantasy Island rencananya akan ditiadakan, bangunannya akan diratakan dengan tanah. Jadi, kantong kering tapi pengen liburan? Cari tempat wisata murah yang dekat dengan Jakarta? Kampoeng Cina adalah salah satu tempat yang bisa kalian kunjungi.

Januari 07, 2016

Itinerary: 4D3N in Yogyakarta

Yogyakarta, semenjak menginjakkan kaki di kota ini, kini kota ini telah menjadi salah satu kota favorit saya di Indonesia.


Day 1
Dari Jakarta, pesawat yang kami tumpangi take off pada pukul 10.30 am dan landing sekitar pukul 11.35 am. Setelah turun dari pesawat, kami menghabiskan beberapa saat di bandara menunggu sepeda motor sewaan kami diantar ke bandara. Yup, sepeda motor menjadi kendaraan pilihan kami untuk berpetualang di kota ini. Setelah urusan administrasi sewa sepeda motor selesai, kami langsung menuju ke Hotel Cristalit di kawasan Prawirotaman untuk proses check-in dan menyimpan barang bawaan kami di hotel. Setelah itu, kami makan siang di daerah sekitar Prawirotaman untuk selanjutnya menuju ke the most popular beach di Yogyakarta, Pantai Parangtritis. Setelah sunset, kami memutuskan untuk menuju ke another popular tourist spot di Yogyakarta, Malioboro.


Day 2
Kami menyimpan energi kami untuk hari ini, karena pada hari ini kami akan menuju Desa Wisata Bejiharjo untuk cave tubing Goa Pindul dilanjutkan dengan river tubing Sungai Oya. Selanjutnya, kami akan menuju Kawasan Wisata Pantai Karst Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul.



Day 3
Yogyakarta identik dengan Candi Borobudur, walaupun sebenarnya Candi Borobudur bukan terletak di Yogyakarta, melainkan di Magelang - Jawa Tengah. Sama seperti kebanyakan orang, karena letaknya yang berdekatan, kami menjadikan Yogyakarta sebagai hub kami ke Candi Borobudur, menginap di Yogyakarta untuk berwisata ke Candi Borobudur di Magelang. Sayang rasanya jika tidak mengunjungi Candi Borobudur jika sudah sampai di Yogyakarta.
Dari Candi Borobudur, kami memutuskan untuk berwisata kuliner ke Pasar Beringharjo untuk mencicipi nasi goreng Beringharjo yang terkenal nikmat rasanya. Dari Pasar Beringharjo, karena letaknya berdekatan dengan Malioboro, akhirnya kamipun memutuskan untuk menghabiskan malam terakhir kami di Yogyakarta di Malioboro.


Hari ke-3 di Yogyakarta kami memutuskan untuk pindah lokasi menginap. Kami memilih House 140 sebagai tempat akomodasi kami selanjutnya.

Day4
Pesawat yang akan mengantar kami untuk kembali ke Jakarta akan take off pada pukul 12.10 pm. Sebelum itu, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko yang letaknya dekat dengan Bandar Udara Internasional Adisucipto.


Tidak butuh waktu yang lama untuk saya jatuh cinta pada Yogyakarta. Suasana kota ini membuat saya ingin dan ingin kembali lagi untuk stay lebih lama lagi di kota ini.