Juli 22, 2013

[EnjoyJakarta] Kepulauan Seribu, Oasis Jakarta

Apa hal pertama yang terbersit dipikiran Anda ketika seseorang melontarkan kata Jakarta? Rata-rata orang akan berkata: macet. Transportasi di Jakarta yang carut-marut membuat tingkat stress individunya tinggi. Individu-individu tersebut juga harus berkutat dengan polusi udara dan polusi suara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, menambah kepenatan yang dirasakan mereka. Kondisi yang demikian menyebabkan banyak warga Jakarta yang melarikan diri disetiap akhir pekan. Sebagian besar memilih daerah Puncak di Bogor dan Bandung sebagai tempat pelarian mereka. Tapi tahukah Anda, Jakarta memiliki oasis yang indah yang bisa menjadi tempat pelarian yang sempurna untuk Anda?

Oasis Jakarta tersebut adalah Kepulauan Seribu. Terletak disebelah utara pantai Jakarta, Kepulauan Seribu dapat dicapai dari Muara Kamal atau Pelabuhan Ancol Marina. Terdiri dari 128 pulau kecil, beberapa pulaunya telah dilengkapi dengan fasilitas seperti cottage. Salah satu pulau tersebut adalah Pulau Bidadari. Pulau Bidadari adalah pulau dengan resort yang jaraknya paling dekat dengan Jakarta. Pulau ini hanya berjarak sekitar 15 km saja dari Jakarta. Dahulu, pulau ini sempat dinamakan Pulau Sakit, karena pada tahun 1679, VOC pernah mendirikan sebuah rumah sakit kusta disini.

Prasasti di Pulau Bidadari

Pulau dengan luas 7.5 ha ini menjadi pulau pilihan kami untuk bermalam. Cottage pilihan kami adalah cottage yang dibangun diantara pepohonan yang rindang dan langsung menghadap ke pantai. Kami menghabiskan waktu kami hanya dengan bersantai menikmati suasana pantai yang damai, menjernihkan pikiran yang keruh atas rutinitas yang kami jalani sehari-hari. Aktivitas pilihan kami sangat sederhana, duduk bercengkerama dan tertawa riang dengan para sahabat kami sambil menikmati buah kelapa segar. Aktivitas lainnya adalah bersepeda dan bermain bola pingpong. Menjelang sore, kami berjalan kesalah satu sudut pulau, menghabiskan waktu dengan berbasah-basahan bermain air ditepi pantai sambil menikmati matahari terbenam. Sayang, indahnya matahari terbenam di pulau ini tidak kami rekam dengan lensa kamera kami mengingat kami basah bermain air pada petang itu. Pada malam hari, kami menikmati semilir angin yang berhembus, bercengkerama sambil menikmati keindahan langit yang bertabur bintang pada malam itu. Cuaca pada saat itu memang bersahabat dengan kami.


Sang Tanduk Tujuh Belas di Pulau Bidadari

Aktivitas seru lainnya yang sayang untuk dilewatkan di Kepulauan Seribu adalah island hopping. Pengunjung bisa menyewa kapal yang banyak tertambat berjejer ditepi pantai. Dari Pulau Bidadari, kami melakukan island hopping ke tiga pulau lainnya, yakni Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Khayangan.

Pulau Kelor adalah pulau tujuan kami yang pertama. Di pulau ini berdiri sebuah benteng peninggalan Belanda yang konon dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke-17. Dari kejauhan tampak pulau kecil ini memiliki pasir yang sangat putih. Sayang, air sedang surut saat itu, sehingga kapal kami tidak bisa mendekat. Kami harus puas dengan hanya menikmati keindahan pulau ini dari atas kapal saja.

Benteng di Pulau Kelor

Kapal yang kami tumpangi terus bergerak menjauh dari Pulau Kelor secara perlahan. Kami menuju Pulau Onrust, salah satu pulau bersejarah di Kepulauan Seribu. Menurut prasasti yang ada di pulau ini, pada tahun 1615, Belanda membangun dermaga dan galangan kapal di pulau ini untuk memperbaiki kapal-kapal VOC. Menurut informasi yang terdapat di museum yang ada di pulau ini, pada tahun 1770, pulau ini pernah disinggahi oleh pelaut Inggris, Kapten James Cook, selama 8 hari untuk memperbaiki Endeavour, kapalnya. Pulau ini juga pernah dijadikan sebagai asrama haji pada tahun 1930-an. Sisa-sisa bangunan tempat karantina haji sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi masih bisa dilihat dipulau ini.

Prasasti di Pulau Onrust

Sisa-sisa bangunan Barak Karantina Haji di Pulau Onrust

Save the best for the last. Mungkin ini adalah kalimat yang cocok untuk menggambarkan pulau ini bagi saya. Pulau terakhir yang kami kunjungi ini menjadi favorit saya. Bernama Pulau Cipir, atau lebih populer dengan nama Pulau Khayangan. Di pulau ini terdapat sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa pada tahun 1668 pernah dibangun sebuah dermaga dan galangan kapal di pulau ini. Pada tahun 1679, sebuah rumah sakit juga dibangun disini. Masih ada sisa-sisa bangunan bersejarah tersebut yang bisa kita lihat di pulau ini. Dari pulau ini, pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang laut dan Pulau Kelor yang indah. Inilah alasan kenapa saya menjadikan pulau ini sebagai pulau favorit saya :)

Prasasti di Pulau Cipir/Khayangan
Sisa-sisa bangunan di Pulau Khayangan

Spot foto dengan latar belakang laut dan Pulau Kelor

Keempat pulau ini hanyalah sebagian kecil dari pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Masih banyak pulau lainnya yang wajib dikunjungi karena keindahannya sangat sayang untuk dilewatkan. Beberapa pulau diantaranya menawarkan keindahan surga bawah lautnya. Maka, tidak perlu beranjak dari Jakarta bukan untuk melarikan diri? Disalah satu sudut Kota Jakarta ini, Anda dapat merasakan Jakarta yang damai, Jakarta tanpa transportasi yang carut-marut, dan Jakarta yang bebas polusi udara dan polusi suara dari kendaraan bermotor. #EnjoyJakarta




Juli 19, 2013

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 24: Sepeda

Postingan kali ini adalah foto yang saya submit untuk Turnamen Foto Perjalanan Ronde 24 dengan tema Sepeda yang dihost oleh Kak @mindoel.


Mau tahu lebih banyak tentang Turnamen Foto Perjalanan Ronde 24: Sepeda? Klik disini.

Abroad: Malaysia

Kuala Lumpur

Kuching, Sarawak

Malacca

Shah Alam, Selangor


Juli 15, 2013

Vihara Buddhayana Burung Mandi, Vihara Terbesar Di Belitung

Vihara yang sangat terkenal di Belitung ini bernama Vihara Burung Mandi. Dinamakan demikian karena Vihara ini terletak dilereng Gunung Burung Mandi, Desa Burung Mandi. Vihara yang menganut aliran Buddhayana ini merupakan Vihara terbesar di Belitung.



Vihara yang terletak Kabupaten Belitung Timur ini juga populer dengan nama Vihara Dewi Kwan Im. Vihara ini memang memusatkan pemujaan kepada Dewi Kwan Im, atau juga disebut dengan Bodhisatva Avalokitesvara. Sama halnya dengan Kelenteng Sun Li San yang juga memusatkan pemujaan kepada Dewi Kwan Im, diatas pintu masuk bangunan utama Vihara ini juga tertulis 观音堂 (Guān Yīn Táng).


Merupakan salah satu Vihara tertua di Belitung, konon, Vihara ini telah berdiri sejak dua setengah abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1747. Pada dinding bangunan utama Vihara ini tertulis bahwa Vihara ini pernah mengalami pemugaran dan diresmikan pada 24 Januari 1987 oleh A. S. Kristyanto, Bupati Kepala Daerah Tk. II Belitung pada masa itu.



Letak Vihara yang berada pada ketinggian ini menyebabkan Vihara tidak hanya ramai dikunjungi oleh umat yang bersembahyang, tetapi juga ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan Belitung dari atas. Dari atas Vihara, pengunjung bisa menyaksikan keindahan Pantai Burung Mandi dari kejauhan. Letak pantai ini memang berada tidak jauh dari Vihara ini.


Juli 11, 2013

Vihara Dharma Suci Belitung, Vihara Jawaranya Barongsai

Mobil yang membawa rombongan kami melintas dibawah sebuah gapura indah khas sebuah Kelenteng. Ya, kami memasuki areal sebuah Kelenteng di daerah Manggar, Belitung Timur. Turun dari mobil, saya kembali berjalan keluar Kelenteng untuk sekali lagi melihat dengan jelas gapura yang baru saja kami lalui itu. Gapura itu dihiasi patung dua ekor naga disisi kanan dan kiri gapura, dengan sebuah mestika ditengahnya. Gapura tersebut bertuliskan Vihara Dharma Suci, nama Vihara tersebut.



Vihara Dharma Suci, sama seperti Kelenteng Fuk Tet Che, adalah sebuah Vihara yang memusatkan pemujaan kepada Dewa Bumi (Hok Tek Ceng Sin/Tu Ti Pak Kung). Sebuah patung Dewa Bumi berada di altar utama Vihara ini.


Berada didalam Kelenteng, mata saya tertuju pada sekumpulan piala yang dipajang disalah satu sudut Vihara ini. Setelah saya perhatikan, seluruh piala tersebut adalah piala kemenangan dari festival barongsai. Mengertilah saya akan kegunaan tiang-tiang hijau bertutul hitam yang terdapat didepan Vihara ini. Ya, tiang-tiang tersebut digunakan untuk berlatih barongsai oleh Vihara yang telah banyak memenangkan kejuaraan dalam berbagai festival barongsai ini.



Saya menyukai Vihara ini, bangunannya indah, menurut saya. Ingin rasanya mengunjungi kembali Vihara ini pada saat mereka sedang melakukan latihan Barongsai.

Saya mendapati adanya sebuah sungai didepan Vihara ini. Berjalan kearah sungai, beberapa penduduk sekitar sedang bersiap untuk melaut. Mereka memproduksi sendiri es yang digunakan untuk keperluan melaut. Saya senang berkomunikasi sambil memperhatikan aktivitas mereka, terlebih, mereka ramah. :)


Juli 01, 2013

Pantai Nyiur Melambai, Belitung

Pantai Nyiur Melambai bisa dibilang sebagai pantai yang cukup unik di Belitung. Jika pantai-pantai di Belitung identik dengan bebatuan granit berbagai ukuran yang tersebar di pantai, lain halnya dengan pantai yang satu ini. Tidak ada satupun bebatuan granit di pantai ini.


Pantai Nyiur Melambai, oleh warga sekitar, lebih dikenal dengan nama Pantai Lalang, mungkin karena letak pantai ini yang berada di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur.


Di pantai ini, Anda bisa menikmati keindahan pantai dan hembusan angin yang berhembus sambil menikmati kelapa langsung dari batoknya. Terdapat sebuah warung yang menjual makanan (dan kelapa, tentunya) disini. Beberapa pondok juga didirikan agar pengunjung dapat bersantai menikmati keindahan pantai ini. Anda juga tidak perlu khawatir akan kebelet pipis setelah menikmati kelapa Anda, karena di pantai ini juga telah tersedia toilet.

Warung yang menjual makanan

Si penjual kelapa sedang memotong kelapa pesanan kami

Pondok yang disediakan untuk pengunjung

Faslitas toilet di Pantai Nyiur Melambai

Menurut informasi yang beredar, pantai ini sangat cocok bagi para pecinta sunrise. Jika cuaca mendukung, sunrise akan tampak indah disaksikan dari pantai ini. Unfortunately, saya belum berkesempatan menyaksikan keindahan sunrise dari pantai ini. Next trip ke Belitung, pantai ini telah masuk ke dalam bucket list saya untuk menikmati indahnya matahari terbit :)