Desember 17, 2012

Danau Buyan, Bali

Selain terkenal dengan keindahan pantainya yang menjadi tempat para turis untuk melakukan aktivitas sun-bathing, Bali juga mempunyai daerah sejuk yang juga ramai dikunjungi oleh para wisatawan dalam dan luar negeri. Nama daerah itu adalah Bedugul, dataran tinggi di Pulau Bali yang terletak diketinggian sekitar 1.500 mdpl. Bedugul pada hari ini telah menjadi salah satu daerah wisata yang sangat sayang untuk dilewatkan dalam perjalanan wisata Anda di Pulau Bali. Banyak sekali kawasan wisata yang menarik di daerah Bedugul, salah satunya adalah Danau Buyan.

Danau Buyan adalah sebuah danau yang terletak di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau seluas 301.84 Ha ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Danau Buyan diapit oleh kedua danau lainnya, yakni Danau Tamblingan di sebelah barat dan Danau Beratan di sebelah timur.Kedalaman Danau Buyan sendiri diperkirakan sekitar 80 meter, dimana kedalaman danau ini pernah mencapai 140 meter sebelum terjadi pendangkalan dasar danau akibat erosi.



Danau Buyan telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 144/Kpts-II/1996 tanggal 4 April 1996. Danau Buyan berada di dalam kawasan hutan lindung, walaupun terdapat pemukiman penduduk di sekitar danau. Letak danau yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 mdpl membuat udara di sekitar danau sejuk dan segar, dimanfaatkan oleh penduduk sekitar yang berprofesi sebagai petani untuk berbudidaya strawberry.


Selain dimanfaatkan untuk aktivitas bercocok tanam, juga sudah dilakukan aktivitas pariwisata di sekitar danau ini. Aktivitas pariwisata yang dilakukan misalnya memancing. Selain itu, jika hanya ingin berkeliling disekitar danau, banyak perahu yang disediakan dan bisa disewa. Perahu-perahu tersebut adalah perahu tanpa penggerak motor yang disebut pedahu, menjaga agar danau tetap alami.


Seperti layaknya area lain di Bali, di Danau Buyan juga terdapat sebuah pura yang letaknya persis berhadapan dengan danau. Sayang, pura tersebut tidak mendapatkan perawatan yang baik. Pura dalam keadaan terkunci ketika saya berkunjung kesana, terlihat rumput-rumput yang tumbuh dengan liarnya disekitar pura. Jika dirawat dengan baik, pura ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Danau Buyan.


Desember 13, 2012

Where We Stay: Bali: Melati Homestay

Day 3 - Melati Homestay

Letaknya yang dekat dengan Danau Beratan dan Danau Buyan dan harga yang bersahabat menjadikan kami memilih Melati Homestay sebagai tempat bermalam di Bedugul.


Melati Homestay terletak di Jalan Kebun Raya Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Melati Homestay memiliki sembilan (9) kamar dengan harga dan fasilitas yang sama, yakni Rp150.000,-/malam.


Pada saat Peak Season, seperti pada kunjungan kami kesana pada liburan Idul Fitri yang lalu, akan dikenakan surcharge sebesar Rp50.000,-/malam.


Fasilitas:

  • Private Bathroom
  • Cold water only
  • Television 14"
  • Breakfast



Berikut sarapan yang disediakan oleh Melati Homestay.


Review:

  • Homestay yang berdiri sejak tahun 2009 ini sangat terawat. Saya merasakan kenyamanan yang sama seperti pada saat saya menginap di Gede Homestay.
  • Kamar homestay sangat cozy, bersih dan wangi. Sampai dengan saat ini, kamar di Melati Homestay adalah kamar terwangi yang pernah saya kunjungi. Like it.
  • Letak homestay strategis, dekat dengan Danau Beratan dan Danau Buyan.
  • Tidak sulit menemukan letak homestay. Pada persimpangan yang memiliki Tugu Jagung ditengahnya, masuk ke jalan dengan gerbang bertuliskan Kebun Raya "Eka Karya" Bali, tidak jauh setelah masuk ke dalam jalan tersebut, akan ada plang bertuliskan Melati Homestay di sisi kanan jalan.


Melati Homestay
Jl. Kebun Raya Bedugul
Ph. +62368 2033058
Ph. +62813 3749 7999

*for more information, visit http://melatihomestay.baliklik.com/

Desember 06, 2012

Pura Besakih, Pura Terbesar di Pulau Bali

Pura Besakih adalah sebuah kompleks pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Pura terbesar di Pulau Bali ini merupakan pura pusat ibadah dari seluruh pura yang ada di Bali dan juga bagi umat Hindu di seluruh Indonesia.

Dari Kintamani, perjalanan kami memakan waktu sekitar satu jam dengan menggunakan sepeda motor. Untuk masuk ke dalam areal Pura Besakih, wisatawan lokal dikenakan tiket masuk sebesar Rp10.000,-/orang.

Keindahan Pura Besakih sudah dapat terlihat sejak berada di area parkir. Dari sana, kami sudah terpukau dengan keindahan yang tersaji didepan mata kami. Bagaimana tidak, sebuah pura berdiri kokoh di hadapan kami, dengan Gunung Agung menjadi latarnya, menambah keelokan pura.

Pura Besakih terletak di kaki Gunung Agung, di lereng barat daya dengan ketinggian sekitar 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian mencapai 3142 mdpl, namun ketinggiannya berkurang menjadi 2.920 - 3.014 mdpl setelah meletus pada tahun 1963. Sejarah mencatat bahwa telah terjadi suatu keajaiban dimana Pura Besakih selamat dari letusan Gunung Agung tahun 1963 yang menewaskan lebih dari 1.000 jiwa tersebut. Aliran lava seakan menghindari pura, hanya berjarak beberapa meter dari pura, mengelilingi pura, menghancurkan desa-desa disekitarnya. Pada saat letusan tersebut terjadi, ribuan warga bali sedang mengadakan Upacara Eka Dasa Ludra di Pura Besakih, sebuah upacara yang rutin dilakukan setiap sepuluh tahun sekali.




Dari asal katanya, kata "besakih" berasal dari kata "basuki" yang berarti "selamat". Kata ini kemudian berkembang menjadi "basukir" dan "basukih", lalu menjadi "besakih".

Pura Besakih dipercaya sudah ada sejak awal abad ke-11, yaitu pada tahun 1007. Sesuai dengan namanya, fungsi umum Pura Besakih adalah sebagai tempat bagi umat Hindu untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan. Upacara tahunan di Pura ini dilaksanakan pada waktu Bhatara Turun Kabeh yang jatuh pada setiap purnama sasih kedasa, atau setiap sekitar bulan Oktober setiap tahunnya. Selain itu, di Pura ini juga dilakukan upacara Panca Wali Krama yang dilakukan setiap sepuluh tahun sekali dan upacara Eka Dasa Ludra yang dilakukan setiap seratus tahun sekali. Yang terakhir merupakan upacara terbesar, terakhir kali dilaksanakan pada tahun 1979.

Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat yaitu Pura Penataran Agung Besakih dan 18 Pura Pendamping yaitu 1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya. Pura Penataran Agung adalah Pura yang terbesar di kompleks Pura Besakih, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dari semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung ini ada 3 arca atau candi utama yang merupakan manifestasi Tuhan yang dikenal dengan Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur.

Bawalah kain pada saat hendak mengunjungi pura ini, terutama bagi yang menggunakan celana pendek. Jika tidak, Anda bisa menyewa/membeli kain di toko yang berjejer di jalan masuk ke pura. Biaya menyewa kain adalah Rp5.000,-/potong kain.

Selain itu, Anda akan disambut oleh beberapa penduduk setempat yang akan menawarkan jasa guide. Jika Anda ingin menggunakan jasa guide mereka, jangan lupa melakukan proses tawar-menawar terlebih dahulu, atau jika Anda ingin menjelajah sendiri, tolaklah secara halus tawaran jasa guide tersebut.