Perjalanan dari Batu Ampar menuju Pontianak hanya bisa dituju lewat jalan laut. Seperti yang loe baca ditulisan gue yang sebelumnya, loe bisa naik speedboat ato kapal air, tergantung loe mo cepat ato lama dilaut. Laut? Yup, loe ga cuma nyusurin sungai, tapi loe bakalan ngelewatin laut! Ini beberapa view yang bisa loe liat sepanjang perjalanan. Yang ini kL loe lagi di sungai, kL uda masuk laut ya ga keliatan apa-apa lagi, seakan di depan loe itu air semua.
Trus loe juga bisa liat yang dibawah ini ni, dipake penduduk setempat untuk nangkep ikan, udang, kepiting. Sssttt, kL beli hasil laut langsung dari sini lebih murah :)
Trus disono loe bakalan banyak liat kapal kayak gini ni, ini alat transportasi disono. kL kapal air yang dipake untuk angkutan dari Batu Ampar ke Pontianak juga kayak gini bentuknya, tapi yang pasti ukurannya lebih gede dari ini, biar bisa ngangkut penumpang.
Trus sebelum ampe Pontianak, loe bakalan ngelewatin daerah yang namanya Kubu. kL loe pake speedboat jarang singgah kesono, tergantung ada penumpang yang turun ato ga, tapi kL loe pake kapal air, udah pasti loe bakalan singgah kesono. Ini penampakannya ni:
Trus setelah ngelewatin Kubu, ga lama kemudian loe bakalan ampe di dermaga, nama daerahnya Rasau Jaya. Dari Rasau Jaya ke Pontianak kira-kira bisa ditempuh sekitar 1 jam lebih, jalanan yang rusak menjadi penghambat kecepatan kendaraan. Setau gue disono tanahnya gambut banget, jadi jalan setelah diperbaiki, ga lama kemudian rusak lagi, apalagi kL air laut lagi pasang, jalanan terendam, mempercepat kerusakan jalan.
Hal yang diingat orang ketika kita menyebut Pontianak adalah Khatulistiwa dan Sungai Kapuas. Yup, Pontianak mank dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karna dilalui oleh garis lintang nol derajat bumi, tepatnya di area yang dinamakan Siantan, dan disana dibangun tugu Khatulistiwa tepat di tempat yang dilewati oleh garis lintang nol derajat bumi.
Dan Sungai Kapuas, merupakan sungai terpanjang di Indonesia yang membelah kota Pontianak. Setiap bulan puasa, akan ada banyak meriam karbit yang dibunyikan disepanjang Sungai Kapuas. Konon itu merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengusir kuntilanak dengan suara dari meriam karbit itu.
Selain Tugu Khatulistiwa dan Sungai Kapuas, tempat lain yang bisa dijadikan tempat tujuan wisata adalah Keraton Kadariah yang terletak di Pontianak Timur, yang merupakan pusat pemerintahan pada jaman Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Gue inget banget waktu gue masih SLTP, gue punya 2 temen yang masih keturunan sultan. Mereka cerita kL mereka punya tradisi memberi nama depan anak cowo dengan 'Syarif' dan anak cewe dengan 'Syarifah'.
Ada banyak etnis yang bermukim di Pontianak. Perbedaan ini menjadi salah satu daya tarik Pontianak dengan beragam budaya yang ada. Jika pada perayaan Hari Raya Idul Fitri ada tradisi meriam karbit, Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yang disebut Naik Dango, pada perayaan Hari Imlek ada tradisi Barongsai dan Naga. Etnis Tionghoa disana juga punya tradisi makan bak cang, menjadikan bak cang salah satu wisata kuliner disana :)
Dan yang khas banget dari Pontianak adalah Lidah Buaya. Tanaman itu bisa dengan gampang ditemukan di daerah Siantan. Dari lidah buaya itu sendiri diolah menjadi minuman dan dodol. Hasil bumi ini juga menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat disana.
Untuk yang suka wisata kuliner, Pontianak tidak hanya memiliki lidah buaya, masih banyak makanan terkenal lainnya, misalnya sotong pangkong. Sotong pangkong hanya ada pada bulan puasa. Para penjual sotong pangkong akan membuka stand mereka di sepanjang Jalan Merdeka. Sotong Pangkong adalah salah satu makanan favorit gue :)
Selain itu, untuk yang doyan dodol, Pontianak memproduksi beragam dodol, mulai dari dodol duren, dodol lidah buaya, dodol labu, dan masih banyak dodol lainnya.
Pada malam minggu, Jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjung Pura akan dipenuhi oleh ABG yang jalan-jalang keliling kota pake sepeda motor. Mereka biasanya akan singgah di tepi jalan untuk menikmati liang teh, tau swan, ca kwe, chai kwe, bak pao, es kacang merah, air tahu (susu soya). Suasana kayak gini ga bakalan loe temuin di Jakarta :)
Makanan khas lainnya di Pontianak, maaf tidak halal, misalnya kwe cap, kwe kia theng, dan pwe ki mue (bubur pesawat). Dan yang biasanya gue jadiin oleh-oleh dari Pontianak ada keladi dan kue bingke :)
Trus disono loe bakalan banyak liat kapal kayak gini ni, ini alat transportasi disono. kL kapal air yang dipake untuk angkutan dari Batu Ampar ke Pontianak juga kayak gini bentuknya, tapi yang pasti ukurannya lebih gede dari ini, biar bisa ngangkut penumpang.
Trus sebelum ampe Pontianak, loe bakalan ngelewatin daerah yang namanya Kubu. kL loe pake speedboat jarang singgah kesono, tergantung ada penumpang yang turun ato ga, tapi kL loe pake kapal air, udah pasti loe bakalan singgah kesono. Ini penampakannya ni:
Trus setelah ngelewatin Kubu, ga lama kemudian loe bakalan ampe di dermaga, nama daerahnya Rasau Jaya. Dari Rasau Jaya ke Pontianak kira-kira bisa ditempuh sekitar 1 jam lebih, jalanan yang rusak menjadi penghambat kecepatan kendaraan. Setau gue disono tanahnya gambut banget, jadi jalan setelah diperbaiki, ga lama kemudian rusak lagi, apalagi kL air laut lagi pasang, jalanan terendam, mempercepat kerusakan jalan.
Hal yang diingat orang ketika kita menyebut Pontianak adalah Khatulistiwa dan Sungai Kapuas. Yup, Pontianak mank dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karna dilalui oleh garis lintang nol derajat bumi, tepatnya di area yang dinamakan Siantan, dan disana dibangun tugu Khatulistiwa tepat di tempat yang dilewati oleh garis lintang nol derajat bumi.
Dan Sungai Kapuas, merupakan sungai terpanjang di Indonesia yang membelah kota Pontianak. Setiap bulan puasa, akan ada banyak meriam karbit yang dibunyikan disepanjang Sungai Kapuas. Konon itu merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengusir kuntilanak dengan suara dari meriam karbit itu.
Selain Tugu Khatulistiwa dan Sungai Kapuas, tempat lain yang bisa dijadikan tempat tujuan wisata adalah Keraton Kadariah yang terletak di Pontianak Timur, yang merupakan pusat pemerintahan pada jaman Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Gue inget banget waktu gue masih SLTP, gue punya 2 temen yang masih keturunan sultan. Mereka cerita kL mereka punya tradisi memberi nama depan anak cowo dengan 'Syarif' dan anak cewe dengan 'Syarifah'.
Ada banyak etnis yang bermukim di Pontianak. Perbedaan ini menjadi salah satu daya tarik Pontianak dengan beragam budaya yang ada. Jika pada perayaan Hari Raya Idul Fitri ada tradisi meriam karbit, Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yang disebut Naik Dango, pada perayaan Hari Imlek ada tradisi Barongsai dan Naga. Etnis Tionghoa disana juga punya tradisi makan bak cang, menjadikan bak cang salah satu wisata kuliner disana :)
Dan yang khas banget dari Pontianak adalah Lidah Buaya. Tanaman itu bisa dengan gampang ditemukan di daerah Siantan. Dari lidah buaya itu sendiri diolah menjadi minuman dan dodol. Hasil bumi ini juga menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat disana.
Untuk yang suka wisata kuliner, Pontianak tidak hanya memiliki lidah buaya, masih banyak makanan terkenal lainnya, misalnya sotong pangkong. Sotong pangkong hanya ada pada bulan puasa. Para penjual sotong pangkong akan membuka stand mereka di sepanjang Jalan Merdeka. Sotong Pangkong adalah salah satu makanan favorit gue :)
Selain itu, untuk yang doyan dodol, Pontianak memproduksi beragam dodol, mulai dari dodol duren, dodol lidah buaya, dodol labu, dan masih banyak dodol lainnya.
Pada malam minggu, Jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjung Pura akan dipenuhi oleh ABG yang jalan-jalang keliling kota pake sepeda motor. Mereka biasanya akan singgah di tepi jalan untuk menikmati liang teh, tau swan, ca kwe, chai kwe, bak pao, es kacang merah, air tahu (susu soya). Suasana kayak gini ga bakalan loe temuin di Jakarta :)
Makanan khas lainnya di Pontianak, maaf tidak halal, misalnya kwe cap, kwe kia theng, dan pwe ki mue (bubur pesawat). Dan yang biasanya gue jadiin oleh-oleh dari Pontianak ada keladi dan kue bingke :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar