November 06, 2012

Wish List: Takabonerate Island Expedition IV 2012

Sumber: http://www.mymakassar.com

Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan alam yang memiliki potensi pariwisata yang tinggi. Misalnya saja, Indonesia memiliki 52 taman nasional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu dari 52 taman nasional tersebut adalah Taman Nasional Takabonerate yang terletak di Laut Flores, Sulawesi Selatan.

Taman Nasional Takabonerate adalah taman laut yang memiliki kawasan atol terluas di Indonesia dan di Asia Tenggara, dan terluas ketiga di dunia setelah Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di Kepulauan Maladewa (Maldives). Taman Nasional Takabonerate terdiri dari 21 pulau-pulau kecil yang membentuk lingkaran. Lima belas pulau diantaranya dapat dilakukan kegiatan diving, snorkeling, dan wisata baharinya. Dari semua pulau di taman nasional ini, baru 6 pulau saja yang sudah berpenghuni, dengan total penduduk sebanyak 5.101 jiwa. Pulau-pulau yang telah berpenghuni tersebut adalah Pulau Latondu, Pulau Rajuni, Pulau Tarupa, Pulau Jinato, Pulau Pasi Tallu Tengah, dan Pulau Pasi Tallu Timur.

Sumber: http://id.wikipedia.org

Takabonerate ditetapkan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1992 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992. Terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, taman nasional seluas 530.765 hektar ini memiliki atol seluas 220.000 hektar dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 kilometer persegi. Taman laut ini dipercaya memiliki beberapa keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Menurut data Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, Taman Nasional Takabonerate merupakan habitat bagi 261 jenis terumbu karang dari 17 famili, seperti Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, dan Fungia concinna; 295 jenis ikan karang (36 famili, 115 genus) dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.); 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius); 9 spesies lamun atau rumput laut dari 6 genera atau 75% dari jumlah spesies yang ada di Indonesia yang mencapai 12 spesies (tercatat ada sebanyak 50 spesies lamun di seluruh dunia, hanya 20 negara di dunia yang ditumbuhi lamun, dan Indonesia adalah satu dari 15 negara yang memiliki jumlah lamun terbanyak); makro algae; kerang-kerangan; serta biota laut lainnya. Luasan habitat terbagi atas karang hidup seluas 10.029 hektar, karang mati seluas 8.559 hektar, lamun atau rumput laut seluas 19.748 hektar, paparan pasir seluas 20.381 hektar, pulau atau daratan seluas 437 hektar dan bungin atau sand dunes seluas 76 hektar. Sejak tahun 2005 silam, Taman Nasional Takabonerate telah dicalonkan ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) untuk menjadi situs warisan dunia.

Topografi kawasan ini sangat unik di mana atol terdiri dari gugusan pulau-pulau gusung dan rataan terumbu yang luas, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam yang dikelilingi oleh terumbu karang, dimana pada saat air surut akan terlihat seperti daratan kering yang diselingi oleh genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.

Takabonerate adalah sebuah karya Tuhan yang luar biasa. Keindahan Takabonerate terukir dengan gugusan pulau-pulau kecil yang kaya akan terumbu karang dan beragam biota laut. Nilai keanekaragaman biota laut (grate) di taman laut ini mencapai 35 poin, berada di atas Taman Nasional Bunaken yang hanya mampu mencapai poin 27. Kawasan ini juga menjadi habitat bagi spesies satwa laut langka seperti penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu lekang (Dermochelys coriacea). Selain itu, kita juga dapat secara langsung menyaksikan kehidupan Suku Bajo yang sesungguhnya, hidup terisolasi di pulau terpencil, menjadikan menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka yang telah ditekuni selama ribuan tahun secara turun menurun, serta tradisi hidup dan kebudayaan yang mereka pertahankan. Sayang, gaung keindahan taman laut ini jarang terdengar karena kurangnya promosi dan letak geografis yang sulit dijangkau.

Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Takabonerate yang terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar, sekitar 300 kilometer dari kota Makassar tersebut, harus melalui Kota Benteng, Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar. Terdapat dua cara untuk mencapai Benteng, yakni melalui perjalanan darat dengan bis atau dengan perjalanan udara menggunakan pesawat terbang.
Jika melalui perjalanan darat, perjalanan dimulai dari Terminal Mallengkeri, Makassar, menuju Pelabuhan Fery Bulukumba. Jarak yang ditempuh sekitar 153 kilometer dengan waktu tempuh 5 jam. Setelah sampai di Pelabuhan Fery Bulukumba, perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menyeberang ke Pelabuhan Fery Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar, dengan menggunakan kapal feri dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Dari Pelabuhan Fery Pamatata kemudian perjalanan dilanjutkan kembali dengan perjalanan darat ke Kota Benteng dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Sementara jika menggunakan jasa transportasi udara, menggunakan penerbangan perintis dengan pesawat Casa dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, menuju Bandara Haji Aroepala, Benteng.
Setelah sampai di Benteng, perjalanan masih harus dilanjutkan dengan perjalanan laut menuju Pulau Rajuni Kecil, pulau terdekat di kawasan Taman Nasional Takabonerate. Perjalanan laut ini menggunakan kapal kayu, membutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan.

Gambaran transportasi diatas memperlihatkan bagaimana akses untuk menuju Taman Nasional Takabonerate tidak semudah dan sedekat akses menuju Taman Nasional Bunaken dan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi. Oleh karena itu, guna memajukan potensi pariwisata Takabonerate maka oleh pemerintah daerah setempat diadakanlah sebuah kegiatan yang dinamakan Ekspedisi Takabonerate. Kegiatan yang pertama kali dihelat pada tanggal 26 sampai dengan 29 November 2009 ini merupakan kegiatan unggulan wisata bahari provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan Ekspedisi Takabonerate yang penyelenggaraannya terletak di Taman Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar ini diusahakan untuk menjadi event tahunan daerah tersebut, dirangkaikan dengan peringatan hari jadi Kepulauan Selayar.

Sumber: http://budpar.kepulauanselayarkab.go.id

Pada tahun 2012 ini, Ekspedisi Takabonerate direncanakan akan dimulai pada 16 sampai dengan 18 November 2012, dengan tema “Exploring Islands for Preservation of Coral Reef”, sesuai dengan tujuan awal penetapan Takabonerate sebagai sebuah taman nasional, yakni melestarikan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga dapat dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata dan rekreasi.


Sumber: http://blog.selayaronline.com
Ekspedisi Takabonerate IV 2012 ini akan dilakukan dengan mengadakan pelayaran maritim dari Bali, Takabonerate dan Kepulauan Spermonde. Tak ketinggalan, sejumlah kapal dari Darwin, Australia, kabarnya juga akan melakukan pelayaran ke Takabonerate. Agenda dari Ekspedisi Takabonerate IV 2012 adalah International Fishing Tournament (13-15 Oktober 2012), Fun Dive (19-20 November 2012), Photography Competitions – Underwater Photography & Tourism Object Photography (19-20 November 2012), Fam Tour (19-20 November 2012), Lomba penulisan blog (19-21 November 2012), Parade Joloro Hias (19 November 2012), Pagelaran Seni Budaya (16-19 November 2012), dan Bakti Lingkungan Hidup (16-18 November 2012). Ekspedisi Takabonerate IV 2012 ini akan menjadi penutup Visit South Sulawesi 2012.


Sumber: http://www.sulsel.go.id




Ekspedisi Takabonerate diharapkan dapat menjadi gaung bagi keindahan taman nasional ini, sehingga dapat menaikkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Takabonerate dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan makna penting pelestarian sumber daya alam hayati, terutama terumbu karang.



2 komentar:

  1. pengen banget datang...sayang waktunya gak tepat buat q..:-(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya juga pengen banget ikutan TIE IV 2012, udah sempat ditawarin paketnya, tapi bentrok sama jadwal yang lain :(

      Next time ayo kesana! ;)

      Hapus